Kemarin saya jalan-jalan keluar kota bersama sopir (Malaysia pemandu) dan dalam perjalanan tersebut si Sopir bercerita bahwa Bapaknya dua bulan lalu pulang dari Jakarta, Seperti biasa kalau sepulang bepergian akan bercerita sama keluarganya dan Bapaknya tersebut menceritakan pengalamannya selama ada di Jakarta, katanya Jakarta kota yang ramai sekali, setiap saat jalan macet, di Mall orang ramai berbelanja, pasar-pasar penuh dengan orang belanja, sangat padat.
Cuma ada satu hal yang katanya sangat menarik perhatian dan belum menemukan jawabannya karena keburu pulang, yang sangat berbeda sekali dengan di Malaysia dimana di negeri Jiran itu hanya polisi yang mengatur lalu lintas, akan tetapi kalau di Jakarta katanya boleh siapa saja bahkan katanya anak kecil juga boleh mengatur, katanya Bapaknya sangat kagum melihat pemandangan tersebut karena walaupun bukan polisi yang mengatur lalu lintas tersebut tetapi semua kendaraan mengikuti arahan-arahan dari 'pengatur lalu lintas tersebut".
Kata Bapaknya lagi, semua orang Jakarta baik dengan suka rela mau mengatur lalu lintas ketika melihat lalu lintas tersebut tidak beraturan dan macet maka ada orang yang mau mengaturnya, jadi polisi kerjanya ringan karena ada bantuan masyarakat. Dan itu terlihat di setiap sudut persimpangan atau pertigaan atau tikungan Jakarta katanya.
Katanya lagi hal itu tidak akan terjadi di Malaysia atau negara lain, karena siapapun tidak akan mau bersusah-susah mengatur lalu lintas tanpa mendapat bayaran.
Itulah salah satu gambaran kebaikan warga Jakarta di mata warga jiran, dan si sopir pun begitu terkesan dengan cerita Bapaknya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H