"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran)"
Dan bagaimana ketika Nabi Nuh 'alaihissalaam berdakwah menyampaikan kebaikan, namun kaumnya tak mau mendengar perkataannya,Â
"Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri"
(Nuh : 5-7)
Hal ini sungguh kita alami dalam dunia dakwah ini, dan kita perlu merefleksikan diri dalam berfakwah kepada perjuangan dakwah para Nabi dahulu.
Nampak Nabi Musa yang dihadapkan pada Fir'aun lalu Nabi Musa memohon kepada Allah agar jalannya dibersamai dan ia bisa meminta Harun selaku saudaranya untuk membantunya di jalan dakwah.
Nampak lagi oleh kita Nabi Yusuf yang menyadarkan saudara-saudaranya lewat posisinya yang tinggi di tatanan nagara.
Nampak juga Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam dengab banyak nian rintangan yang menghadang Nabi kita tak pernah mundur, meski di tawarkan adzab untuk para penghadang beliau, beliau tak perah memohonkan adzab untuk mereka.
Dan jangan seperti Nabi Yunus yang pergi dan langsung Allah tegur dengan memasukkannya ke dalam perut ikan hingga mengakui kezhaliman dirinya.
Kita saksikan Nabi Nuh tak mampu membawa anaknya bersamanya.
Nabi Luth tak mampu membawa istrinya untuk ikut bersamanya.