Mohon tunggu...
Wahyudin
Wahyudin Mohon Tunggu... Penulis - Makhluk Tuhan

Jangan pernah berbalik arah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hubungan Penerjemahan dengan Ilmu Nahu

10 Desember 2019   14:30 Diperbarui: 10 Desember 2019   14:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Keberadaan tulisan bahasa Arab gundul selama ini karena tidak adanya pengetahuan mengenai perkembangan tulisan bahasa Arab yang sudah sampai pada kesempurnaannya. Adapun 'kekolotan' adapun kekolotan dalam mempertahankan keberadaan tulisan bahasa Arab gundul selama ini tidak lain hanyalah karena tiadanya pengertian mengenai fungsi syakal. Lain masalahnya kalau upaya itu memang sebagai kesenjangan untuk menghalangi-halangi tersebarnya ilmu-ilmu keislaman dengan cara menghapus lagi syakal yang sudah ada pada mushaf Al-Qur'an atau setidaknya-tidaknya menyuarakan bahasa tulisan bahasa Arab gundul itu sudah sempurna dan pemberian syakal itu dianggap bid'ah dalalah.

Maka dari itu, sebagai seorang penerjemah harus tahu tentang kaidah-kaidah bahasa khususnya dalam menerjemahkan bahasa Arab, perlu memahami ilmu Nahu karena kalau tidak paham atas Nahu mengaharakati atau mengsyakalkan  bahasa Arab gundul harus benar, jika salah dianggap bid'ah dalalah. Kiranya pecinta bahasa Arab tidak akan berbuat segabah-gabah ini, Wa Allahu a'lam bi al-shawab.
 
Daftar Pustaka
Definisi dan pengertian terjemahan menurut para ahli, englishlangkan.com diakses pada 10Desember 2019.
Fiddaroini, Saidun. (2012). Fungsi, Guna Dan Penyalahgunaan Ilmu Nahwu-Sharaf. Surabaya: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 9(1), 13-14. Jurnalfahum.uinsby. ac.id.
Dodi, Limas. (2013). Metode Pengajaran Nahwu Shorof (Ber-kaca dari pengalaman pesantren) 1(1), 119-110.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun