Tetapi itulah sikap Presiden. Beliau berani keluar dari pakem yang lazim dalam system politik kita untuk menjawab tantangan dan ekspektasi yang begitu besar akan kemajuan bangsa ini.
Jenderal Pol. (Purn) Prof Budi Gunawan, Ph.D dan BIN
Tokoh sekaliber Jenderal Pol (Purn) Prof. Budi Gunawan Ph.D yang dianggap beberapa pihak sebagai tokoh yang berjasa besar menjadi fasilitator pertemuan Calon Presiden Prabowo Subianto dengan Calon Presiden dan Presiden Joko Widodo, serta Prabowo Subianto dengan Ibu Megawati Sukarno Putri pasca-usainya kompetisi Pilpres yang cukup menegangkan dan menguras banyak energi elemen bangsa, tidak tersebut namanya dalam susunan kabinet.
Teka-teki yang menyebutkan beliau akan menjadi salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo di kabinet terbantahkan sudah, setidaknya kabinet awal Indinesia Maju jilid I (sebelum adanya reshuffle kabinet pada masa datang).
Sosok Jenderal Budi Gunawan seolah menegasikan semboyan intelejen kita “berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tak dicari dan mati tidak diakui”.
Sosok Jenderal Budi Gunawan merupakan sosok humanis dan penyabar, tahan banting atas keadaan sulit yang menerpanya.
Bagaimana tidak, barangkali publik tidak akan lupa ketika di bulan Januari 2015 Presiden Joko Widodo mengajukannya sebagi calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti, kemudian dalam beberapa hari berikutnya Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan dirinya sebagai tersangka. Padahal DPR telah menyetujui usulan Presiden dan merekomendasikannya untuk dilantik menjadi Kapolri.
Peristiwa politik di atas barang kali menjadi ujian atas kegigihan, ketulusan dan kesabaran bagi beliau. Dan ada hikmah besar pada dirinya ketika nama beliau diajukan kepada DPR oleh Presiden sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada bulan September 2016, tidak ada hiruk pikuk yang luar biasa, tidak ada penetapan tersangka kembali oleh KPK, tidak ada penolakan yang massif dari kelompok masyarakat sipil dan insitusi DPR pun menyetujuinya.
Dan beliau menjadi orang kedua dari unsur kepolisianyang menjabat kepala BIN setelah Jenderal (Purn) Sutanto yang menjabat pada periode 2009-2011.
Setelah melewati usia 3 (tiga ) tahun memimpin lembaga telik sandi tersebut, akankah Jenderal bergelar Profesor itu akan mendapat amanah baru yang lebih strategis sebagai ladang pengabdiannya? Ataukah 11 Desember 2019 menjadi hari terindah kepada beliau saat usinya genap beruisa 60 (Enam puluh) tahun dengan dengan kado istimewah menikmati masa pensiunnya? Hanya Allah SWT, Presiden Joko Widodo dan beliaulah tentunya yang lebih tahu.
Di balik kontroversi karir dan pengabdiannya, Jenderal Budi Gunawan merupakan salah satu tokoh penting dibalik pendinginan situasi pasaca pilpres yang cukup tegang.