Seceguk lonceng...
Seceguk lonceng yang membuatku diperbincangkan meluang melebihi canang!
Nasib yang tak selalu bersahabat membuatku sambat menjadikan tersumbat
Berkali-kali panca indra merasakan maki bagaikan tak ada rasa filantropi.
Tapi semua itu ku anggap amunisi sehari-hari tanpa letih ku jalani
Tinta biru tanda rindu
Tinta merah rasa cinta
Relung hati yang gemuruh tanda hati sedang berpuruk riuh angin yang besiur kencang menerjang ku ditengah laut aku pun tak gentar, badai ombak yang melandai pun aku juga tak gentar
Karena aku yakin Tuhan tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuanya...
Yogyakarta, 15 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H