Lagi, kejadian yang memalukan terjadi dibandara Soekarno – Hatta, yaitu mati dan terganggunya aliran air dihampir semua terminal bandara, akibat kecerobohan pembangunan kereta bandara yang mengakibatkan rusaknya pipa air. Bayangkan, bandara terbesar sekaligus halaman rumah dan kebanggaan Indonesia dimata bangsa lain mengalami hal konyol seperti saat ini. Mending kalau terjadi dimusim kemarau yang susah air, ini justru terjadi ketika musim hujan yang bahkan diwarnai banjir dimana – mana.
Akibatnya banyak tempat yang membutuhkan suplai air menjadi terganggu dan beroperasi ala kadarnya. Dari restoran cepat saji yang terpaksa mengganti air untuk cuci tangan dengan tissue basah, Musholla yang kekurangan air sehingga menyulitkan bagi yang mau beribadah sampai toilet yang kekurangan air sehingga menyulitkan pengguna terutama bagi yang kebelet dan ingin buang air besar (BAB) tentu akan repot menyiram selepas buang hajat.
Kondisi ini membuat banyak toilet tak bisa disiram secara sempurna dan menyebabkan bau pesing dan tidak enak disekitar kamar mandi walaupun petugas kebersihan sudah kerja keras meminimalisir efeknya namun ketiadaan air yang cukup tentu saja sangat terasa dampaknya. Jadi kalau mengunjungi bandara cengkareng saat ini rasanya jadi mirip terminal saja, bahkan mungkin lebih buruk karena menemukan toilet yang susah air dan bau pesing
Perencanaan yang buruk dan kecerobohan
Sebab rusaknya jaringan pipa air bandara akibat proses pembangunankereta bandara juga semakin menunjukkan ruwet dan tidak profesionalnya pengelolaan bandara terbesar Indonesia ini. Pengelola harusnya sudah tahu resiko adanya pengerjaan pembangunan bandara yang bisa mempengaruhi kenyamanan dan kelayakan operasi bandara dari hal – hal kecil sampai yang krusial seperti saat ini. Karena itu seharusnya sudah ada rencana yang matang untuk mencegah hal seperti ini terjadi, dari perencanaan, briefing secara matang dan menyeluruh kepada semua pihak yang terkait sampai antisipasi agar tidak terjadi hal konyol seperti saat ini.
Pengelola bandara dan pelaksana proyek harusnya sudah tahu bahwa pengerjaan proyek kereta bandara ini akan bersinggungan dengan jaringan maupun prasarana bandara termasuk jaringan pipa air ini sehingga dari awal seharusnya bisa diprediksi dan direncanakan agar proses pengerjaannya sudah diantisipasi agar tidak sampai merusak jaringan pipa air atau kalau terpaksa merusak harusnya sudah diantisipasi dengan mengalihkan jaringan atau membuat jaringan sementara agar operasional bandara tidak terganggu ketika proyek dikerjakan.
Terlepas dari adanya human error pelaksana proyek, hal ini setidaknya mengindikasikan bahwa baik pengelola bandara maupun pelaksana proyek tampaknya tidak memperhitungkan resiko kejadiaan seperti ini sehingga tidak menyiapkan antisipasi diawal dan sebaik mungkin. Kejadian memalukan seperti ini tentu bisa dihindari jika perencanaan proyek dibuat secara matang untuk meminimalisir human error dan jelas harus ada yang bertanggung jawab jika ada human error agar tidak terulang dimasa mendatang.
Lantas ketika bandara kebanggaan Indonesia saja sudah berubah menjadi lebih buruk dibanding terminal bis tentu akan memalukan bagi bangsa ini karena bisa jadi menjadi gunjingan warga Negara lain yang kebetulan sedang ke Indonesia saat ini, masak katanya bandara terbesar tapi kok rasa terminal.
Jakarta, 14 Februari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H