Mohon tunggu...
Wahyu Dewi Setyo Rini 037
Wahyu Dewi Setyo Rini 037 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN 77 UM Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UM Jember Melakukan Strategi Pengembangan UMKM Keripik Tempe untuk Meningkatkan Perekonomian

16 Maret 2021   21:14 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:22 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
             Wonorejo, Jember (15-03-2021) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 77 melakukan Strategi pengembangan UMKM Keripik Tempe Barokah kepada home industri di Desa Wonorejo.  Menurut Dosen Pembimbing Lapangan Bapak M. Syafi'i M.E.i. Mengatakan "Kegiatan pengembangan UMKM Keripik Tempe ini akan sangat bermanfaat untuk mengatasi penurunan perekonomian terutama di masa pandemi covid 19 ini, Selain untuk melatih jiwa usaha nantinya perekonomian UMKM Keripik Tempe Barokah ini dapat dijadikan sumber penghasilan bagi mereka dan mampu mencukupi kehidupan mereka atau kebutuhan lainnya".

             KKN 77 UM Jember melakukan pertemuan dengan ibu rumah tangga yang memiliki usaha bisnis rumahan keripik tempe, terkhusus di Dusun Krajan B untuk distribusi biasanya hanya dilakukan pada di sekitar dusun, untuk KKN 77 UM Jember 2021 melakukan pengembangan Distribusi dan perbaruan kemasan yang lebih menarik dari sebelumnya.

              Produk Keripik Tempe Barokah di Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember ini menjadi industri rumahan yang banyak dikelola oleh ibu rumah tangga secara individu. Dalam hal ini Mahasiswi KKN 77 UM Jember membantu melakukan pemasaran melalui media sosial dan juga membantu penjualan secara grosir dan eceran. Selama kegiatan berlangsung pertemuan di dampingi oleh pemilik usaha keripik tempe di Krajan B Desa Wonorejo Kencong. Pertemuan ini dilaksanakan di tempat Home industri Keripik Tempe.

              Keripik tempe biasanya di jual dalam bentuk yang sudah di goreng, dan di bungkus dengan plastik kecil dengan harga seribu rupiah, dan ada yang dalam bentuk mentah (belum di goreng) dengan harga Rp 40 ribu rupiah per kilo gram (kg), keripik dikemas ke dalam wadah plastik biasa yang di bakar dengan api lampu colok , hal ini tentu memiliki kekuranganya itu kualitas kerenyahan keripik akan dengan cepat hilang.

             Dengan demikian, terdapatnya kekurangan dalam pengemasan tersebut, Mahasiswa KKN 77 UM Jember   mengenalkan  strategi pengemasan dengan alat kontak listrik, yang mana alat ini dapat lebih rapat hingga rasa tetap renyah dan tahan lama. Dan  Mahasiswa KKN 77 UM Jember memberikan kemasan  keripik tempe  dengan menambah stiker terhadap kemasan produk keripik tempe yang  lebih menarik dari sebelumnya.

             Selama ini pemasaran produk kerupuk tempe ini tak mengalami kendala. Kelompok usaha rumahan ini menitipkan produknya ke warung-warung kecil, rumah makan, pasar dan gerai lainnya, atau dibawa ketika ada acara pertemuan di tingkat desa, kecamatan, maupun tingkat kabupaten. Dengan pembaruan pengemasan ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi keripik tempe lebih banyak lagi, dan dapat meningkatkan ekonomi (pendapatan) masyarakat di Desa Wonorejo Kencong khususnya Dusun Krajan B.

            Harapan dari kami, Kegiatan pengembangan Keripik Tempe Barokah ini dapat membantu perekonomian home industri di masa pandemi di Desa Wonorejo Kencong, khusus di Dusun Krajan B.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun