Mohon tunggu...
Wahyu Dewanto
Wahyu Dewanto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Anggota komunitas angkringan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengurangi Risiko Selama Perjalanan Mudik

27 Agustus 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik menjadi ritual tahunan yang tidak bisa dipisahkan bagi kaum urban. Karena dengan mudik, kita bisa merayakan Idul Fitri bersama handai tolan di kampung halaman. Bukan itu saja, mudik akan mengingatkan kenangan bersama teman sepermainan ketika masih di desa.

Bagi Anda yang saat ini belum mudik dan berencana menggunakan angkutan umum seperti bis atau kereta api sebagai sarana mudik, saya akan berbagi cara agar kita bisa mengurangi risiko selama perjalanan mudik.

Bersilaturahim dengan kendaraan bermotor meski mudik dengan bis atau kereta api
Kendaraan roda dua tidak dianjurkan untuk perjalanan jauh. Disamping pengendara akan mengalami kelelahan akibat perjalanan jauh juga rentan dengan kecelakaan di jalan raya. Beberapa pemudik masih memaksakan diri untuk mengendarai motor roda dua agar ketika di kampung halaman bisa bersilaturahim ke sanak famili dengan motornya.

Sebenarnya pemudik masih bisa menggunakan motor roda duanya untuk bersilaturahim meski tak perlu membawanya ketika perjalanan mudik. Dengan mengirimkannya lewat jasa kurir atau pos, sepeda motor bisa diambil di kantor kurir atau kantor pos tujuan. Atau bisa langsung sampai tempat yang dituju. Sementara Anda dan keluarga melakukan perjalanan mudik dengan layanan bis atau kereta api. Ini akan jauh lebih aman ketimbang Anda mengendarai motor roda dua yang risikonya lebih besar.

Membawa uang tunai secukupnya
Yang perlu diperhatikan adalah Anda tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Secukupnya saja. Cukup untuk makan dan minum jika Anda sekeluarga berbuka puasa. Dan beberapa uang tunai untuk jaga-jaga. Usahakan uang tunai itu ditaruh di kantung baju atau celana yang berbeda. Hal ini akan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya kantung celana sebelah kanan Anda di”satroni” sebelum Anda tersadar. Maka masih ada uang di kantung celana sebelah kiri. Jadi tidak semua uang tunai yang Anda bawa berpindah tangan tanpa Anda ketahui. Anda juga perlu memikirkan agar istri Anda juga membawa uang tunai secukupnya. Selebihnya, biarkan uang Anda tersimpan dalam rekening bank. ATM akan menyelesaikan masalah uang tunai Anda ketika di tempat tujuan nanti. Apalagi selama lebaran, bank-bank telah mengantisipasi ketersediaan pasokan uang tunai di anjungan tunai mandiri yang dimilikinya.

Membawa barang seperlunya
Agar barang bawaan tidak merepotkan Anda ketika dalam perjalanan mudik lebaran, bawalah barang bawaan yang hanya diperlukan saja. Barang-barang yang bisa dibeli di tempat tujuan seperti peralatan mandi sebaiknya tidak perlu dibawa serta. Ini akan mengurangi kerepotan Anda selama perjalanan mudik. Ingat, di bis atau kereta orang-orang akan rela berdesak-desakan untuk bisa ke kampung halaman mereka. Barang bawaan tentu akan sedikit banyak merepotkan. Belum lagi Anda harus mengawasinya untuk meyakinkan agar barang tersebut masih ada. Jika Anda ingin membawa buah tangan, maka sebaiknya dikirim lewat kurir atau pos. Dengan demikian Anda tidak terlalu banyak membawa barang.

Jangan mengenakan perhiasan
Perhiasan jelas bukan merupakan barang yang harus dibawa selama perjalanan mudik. Kecuali Anda ingin pamer keberhasilan bekerja di kota lain. Di angkutan umum seperti bis dan kereta api hal tersebut akan mengundang kejahatan. Tentu hal ini tidak Anda kehendaki bukan?

Bersikap ramah terhadap sesama pemudik
Ketika dalam perjalan mudik, berusahalah bersikap ramah terhadap sesama penumpang. Bersikap ramah terhadap sesama penumpang akan membuka pembicaraan ringan yang akan mengurangi kepenatan selama di bis atau kereta. Namun jangan sekali-kali mengendorkan kewaspadaan. Tolaklah secara halus jika ada orang yang menawarkan makanan dan minuman. Anda bisa mengatakan bahwa Anda masih dalam keadaan menjalankan ibadah puasa. Atau Anda bisa mengatakan bahwa Anda sudah memiliki bekal sendiri.

Demikian, semoga bermanfaat. Selamat mudik lebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun