Mohon tunggu...
Wahyu Cipto Utomo
Wahyu Cipto Utomo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis amatir

Pemerhati Pertanian dan Lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hati-Hati Ulat Kantung di Sekeliling Anda

17 April 2021   10:17 Diperbarui: 17 April 2021   10:21 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ulat ini bisa ditemukan di daun pada tanaman sekitar kita. Berbahayakah serangan ulat ini? Mari kita mengenali lebih dekat dengan ulat kantung

Ulat Kantung merupakan hama tanaman perkebunan yang dapat menyebabkan kerusakan pada daun. Spesies ulat kantung yang banyak ditemukan antara lain Metisa plana, Pteroma plagiophleps Hampson, Chalia javana Heylaerts, Clania crameri Westw, dan Khopene cuprea  Moore.

Hama ini biasanya memakan bagian atas daun atau daun muda sehingga bekas gigitan ulat pada daun akan berlubang. Ulat akan mengeluarkan cairan pada bekas gigitan sehingga sekitar lubang bekas gigitan akan mengering (nekrotis). Daun yang mengering kemudian digunakan ulat untuk membentuk kantung yang dapat melindungi tubuhnya dari predator atau musuh alami.

Serangan hama ulat kantung yang merusak daun menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) akan berdampak langsung pada penurunan produksi.

Hal tersebut terjadi akibat kerusakan daun akan menyebabkan luasan daun yang melakukan proses fotosintesis menjadi berkurang sehingga hasil fotosintat yang dihasilkan dan diedarkan ke seluruh organ tanaman menjadi berkurang. Hasil fotosintat yang berkurang akan menyebabkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu sehingga pada akhirnya produksi tanaman akan menurun.

Ciri ulat kantung betina dewasa tidak mampu terbang sementara jantan akan menjadi ngengat yang dapat terbang. Ngengat jantan bersayap dengan rentangan sayap 17-20 mm, berantena panjang dan berbulu. Sayap berwarna coklat kehitaman. Sementara ngengat betina dengan panjang 12 mm berbentuk seperti ulat dengan panjang kantung 16 – 17 mm.

Siklus hidup ulat kantung dari telur yang menetas kemudian menjadi lava dalam kantung. Perkembangan larva atau ulat selama 50 – 60 hari. Ulat berkepompong menjadi pupa di kantung selama 9 – 10 hari. Ngengat jantan akan memiliki sayap sedangkan ngengat betina tetap akan menjadi ulat di dalam kantung.

Ngengat betina tanpa sayap akan bertelur dalam kantung sekitar 100-300 butir telur. Telur berwarna kuning pucat akan menetas setelah melalui masa inkubasi selama 18 hari. Siklus hidup M. plana dalam menyelesaikan hidupnya sekitar 70 – 90 hari

Pengendalian hama ulat kantung relative sulit dikendalikan karena hidup di dalam kantung. Pengendalian dapat dilakukan secara biologis dengan agen hayati dan musuh alami, secara mekanis dengan mengambil satu per satu, secara kimiawi dengan insektisida sistemik penyemprotan, dan injeksi batang dengan insektisida ke dalam batang tanaman.

Pentingnya perawatan tanaman akan dapat mengetahui kondisi tanaman apakah mengalami serangan dengan intensitas rendah, sedang dan tinggi. Tingkat intensitas akan berpengaruh terhadap perlakuan, jika intensitas serangan melebihi 10% maka perlu dilakukan pengendalian hama tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun