Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kala Warga Pesisir Belajar Ngeblog di Kompasiana

2 Mei 2015   14:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_364004" align="aligncenter" width="600" caption="Peserta latihan menulis di kertas sebelum menuangkannya di blog (Foto: Wahyu Chandra)"][/caption]

Suasana di Hotel M Regency Makassar siang itu sedikit riuh. Belasan orang dari sejumlah daerah pesisir di Sulawesi Selatan sibuk mendiskusikan blog yang baru saja mereka buat. Mereka sedang belajar membuat blog pribadi di Kompasiana.

Peserta yang merupakan mitra program RCL Oxfam di Sulsel ini tampak antusias mengikuti alur pembuatan blog. Akses internet yang lambat membuat proses ini sedikit terganggu, namun tidak mengurangi antusiasme mereka.

Khaerunnisa, peserta dari Desa Pitusunggu, Kabupaten Pangkep, adalah yang paling bersemangat. Mendengar jangkauan Kompasiana yang cukup luas, ia pun sedikit terdorong untuk menggunakannya.

“Ini untuk ibu saya,” katanya sambil tertawa.

Ibunya, Siti Rahmah, adalah Ketua Kelompok Tani Pita Aksi yang baru-baru ini mendapat penghargaan dari Presiden Jokowi. Ia dan kelompoknya dinilai sukses dalam mengembangkan pertanaman organic di pekarangan rumah. Sebelumnya ia juga terpilih sebagai satu dari tujuh perempuan pejuang pangan di Indonesia.

Nurbaya, blogger yang menjadi pemateri hari itu menjelaskan, pentingnya penggunaan blog sebagai media alternative bagi jurnalis warga. Blog bisa dibuat sendiri melalui Wordpress ataupun Blogspot, namun bisa juga melalui Blog yang dikelola pihak lain seperti Kompasiana, Detik, dan lainnya.

“Blog seperti Kompasiana punya kelebihan tersendiri. Tanpa kita promosikan pun akan tetap bisa dibaca oleh public, karena sudah dibantu oleh admin Kompasiana. Beda dengan blog pribadi yang memang harus dipromosikan sendiri secara aktif,” katanya.

Apalagi pengguna Kompasiana yang jumlahnya ratusan ribu dari seluruh Indonesia dan bahkan luar negeri, membuat situs ini cukup popular bagi pengguna media social.

1430550488353441256
1430550488353441256

Kelebihan blog pribadi sendiri lebih pada kebebasan pengguna untuk mengatur tema dan jenis template yang akan digunakan.

“Kalau blog pribadi ada kebebasan untuk berkreasi, meskipun harus diketahui tips-tips bagaimana mengoptimalkan blog agar bisa memiliki jangkauan pembaca yang lebih luas dan mudah dicari oleh mesin pencari.”

Sebelum membuat blog di Kompasiana, peserta terlebih dahulu diajari membuat blog di Blogspot. Mereka langsung aplikasi dengan menggunakan laptop dan HP masing-masing.

“Sebelum membuat blog ini harus ada email terlebih dahulu. Biasanya menggunakan gmail.”

Dalam pelatihan jurnalisme warga yang berlangsung selama dua hari ini (27-28 April 2015) peserta juga belajar tentang penggunaan media social sebagai media alternative jurnalis warga.

Menurut Jumadi Mappanganro, jurnalis senior dari Tribun Timur Makassar, media social penting dan efektif digunakan oleh jurnalis warga karena hampir setiap orang kini terhubung langsung dengan media social. Di antaranya yang paling popular adalah facebook, twitter, instagram dan youtube.

Menurut Jumadi, antar media social ini bisa saling terkoneksi. Ia memberi contoh pada Youtube. Setelah sebuah rekaman video diupolad di YouTube maka segera bisa dibagikan melalui Facebook atau Twitter. Twitter sendiri memiliki keterbatasan karakter, yaitu hanya 140 karakter. Namun ini bisa ditaktisi dengan menggunakan fasilitas menyingkat nama laman melalui bitly atau aplikasi lain sejenis.

Pada pelatihan ini peserta kemudian dilatih melakukan wawancara yang direkam menggunakan kamera ponsel. Setelah rekaman dilakukan bisa langsung dishare ke Twitter.

“Hanya saja kalau melakukan perekaman dengan HP ini durasinya jangan terlalu lama, cukup dua menit saja, supaya tidak terlalu berat dan susah untuk diupload di YouTube,” jelasnya.

Jumadi juga menyarankan peserta membuat email dengan gmail. Selain lebih mudah juga memiliki banyak fitur atau fasilitas-fasilitas pendukung dan sesuai dengan platform sejumlah media social, seperti blog dan YouTube.

Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu dari bagian penguatan masyarakat mitra program RCL Oxfam di Sulsel. Sebelumnya telah dilakukan kegiatan yang sama, dengan peserta yang berbeda.

Alauddin Latif, Media Officer program RCL Oxfam, berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang belajar warga dan bisa turut membantu sosialisasi capaian-capaian dari program ini yang akan segera berakhir pada Agustus 2015 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun