Jangan pernah menganggap sepele orang yang baru anda kenal (kenalan). Karena setiap orang yang baru anda kenal bisa saja adalah simpul yang penting bagi kehidupan anda. Itulah kira-kira saran dari Malcolm Gladwell dalam bukunya Tipping Point (2000) dan Keith Ferrazzi & Tahl Raz (2005) dalam Never Eat Alone. Dalam menegaskan pendapat mereka akan pentingnya kenalan di sekitar kehidupan sosial kita, kedua buku ini mengutip sebuah kisah yang ditulis Mark Granovetter dalam bukunya Getting a Job (1974), sebagai hasil terhadap sejumlah profesional dan tenaga teknis di Newton, salah satu kawasan pinggiran kota Boston. Granovetter mewancarai secara rinci tentang riwayat pekerjaan masing-masing informannya. Ia kemudian menemukan bahwa sebanyak 56% responden mendapatkan pekerjaan mereka melalui suatu hubungan pribadi, 18,8% menggunakan cara-cara resmi—melalui iklan atau kantor penyalur tenaga kerja—sedangkan sekitar 20% melamar secara langsung. Hasil ini dianggap tidak terlalu mengejutkan, karena cara terbaik untuk masuk memang melalui sebuah kontak pribadi. Yang aneh adalah, sebagaimana temuan Granovetter, bahwa di antara koneksi-koneksi peribadi tersebut sebagian besar adalah ‘weak ties’ atau koneksi lemah. Di antara mereka yang menggunakan kontak untuk mendapatkan pekerjaan hanya 16,7% ’sering bertemu dengan kontak’—dalam arti kontak tersebut termasuk teman baik—sedangkan 55,6% hanya bertemu ‘kadang-kadang’ dengan kontak masing-masing. Bahkan 28% ‘jarang’ bertemu dengan sang kontak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang mendapat pekerjaan bukan dari teman. Mereka mendapatkan pekerjaan melalui kenalan.
Mengapa ini bisa terjadi? Granovetter berpendapat bahwa itu karena ketika seseorang perlu mencari tahu tentang pekerjaan baru—atau, dalam hal ini, informasi baru atau gagasan baru—koneksi lemah selalu lebih penting dari koneksi kuat (strong ties). Bagaimana pun, teman-teman adalah orang-orang yang sedunia dengan kita. Mereka mungkin satu pekerjaan dengan kita, tinggal di dekat kita, pergi ke tempat ibadah yang sama, belajar di sekolah yang sama atau pun tergabung dalam kelompok atau organisasi yang sama. Maka berapa banyak pengetahuan mereka yang belum kita ketahui? Sebaliknya seorang kenalan, sebagaimana definisinya, berada di dunia yang sangat berbeda dengan dunia kita. Mereka mungkin sekali tahu lebih banyak tentang sesuatu yang belum kita ketahui. Granovetter kemudian menyebut hal ini sebagai kekuatan di balik koneksi lemah (the strenght of weak ties).
Mark Granovetter (Sum: Istimewa) Pendek kata, kenalan adalah sumber kekuatan sosial, sehingga makin banyak kenalan kita maka akan makin banyak kekuasaan kita. Kita bisa mengandalkan kenalan-kenalan ini untuk mendapatkan akses ke suatu kesempatan atau ke dunia-dunia yang bukan milik kita. Dengan berdasar tulisan Granovetter ini, Keith Ferrazi & Tahl Raz kemudian menyimpulkan bahwa nasihat orang tua kita untuk tidak berbicara dengan orang asing adalah salah, karena jelas ada untungnya bicara dengan orang asing. Meski demikian, Keith Ferrazi & Tahl Raz masih tetap meyakini bahwa persahabatan tetap merupakan fondasi yang sebenarnya dari sebuah jejaring kuat. Kuncinya adalah bukan hanya mengenal ribuan orang, tetapi juga mengenal ribuan orang dari dunia yang berbeda. Dan untuk mengenal ribuan dari dunia berbeda tersebut yang kita butuhkan adalah seorang Penghubung Super, seorang dengan relasi yang luas dan kuat, yang akan mampu menghubungkan kita dengan jejaring-jejaring lainnya. Saya teringat cerita seorang wartawan senior dalam sebuah pelatihan jurnalistik, bahwa salah satu kunci kesuksesan seorang jurnalis adalah seberapa banyak ia memiliki kenalan (relasi) dan sejauhmana ia menjaga hubungan itu, "kau takkan pernah tahu seberapa pentingnya mereka suatu saat nanti. Bisa saja salah seorang relasimu itu adalah sumber informasi penting yang tidak akan kau dapatkan dari orang lain," katanya. [w] Baca juga tulisan lainnya di: http://wbutterflyeffect.blogspot.com/2011/03/pentingnya-membangun-relasi-dengan.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya