Mohon tunggu...
Wahyu Nugroho
Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... -

I See The World is Old... And I See The World is Dead... Metalll....!!!!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

15 Tahun Jogja Corpse Grinder

4 Mei 2010   08:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAPA bilang scene musik Metal di Jogja udah almarhum alias tamat? Jogja Corpse Grinder (JCG) hari Minggu (9/7) kemarin malah lagi kenceng-kencengnya punya acara. Lewat even dengan tajuk “Metal Sak Modare” ini, usia JCG yang ke 15 tahun jadi lebih berarti. Lewat even ini, mereka pengen ngebuktiin ke khalayak luas, kalo scene musik Metal Jogja tuh bener-bener belum abis. Raungan musik-musik cadas dan ekstrim pada Minggu malam lalu bergemuruh dan mengguncang Bunker Café. Lima belas band ganas JCG dari yang ber-genre Doom/Gothic Metal, Black Metal, Death Metal hingga “Metal masa kini” yakni Metalcore silih berganti menghajar habis kuping sekitar 500 an metalhead Jogja. Even ultah yang baru kali pertama terlaksana sejak 15 tahun belakangan ini, terealisasi karena militansi dari para anggota JCG yang ngerasa terpanggil buat kembali ngebumiin scene metal di tanah Jogja. Emang sih JCG udah sering ngadain even Ekstrem Metal, bahkan mereka punya even legendaris yakni Jogja Brebek. “Tapi kalo Metal Sak Modare khan punya arti istimewa. Karena diagendain pas ultah JCG, dan ke depannya kita upayain even ini jadi agenda rutin tiap taun,” jelas Sastrawan salah satu aktivis lawas JCG. JCG merupakan wadah ngumpulnya para metalhead Jogjakarta yang setaun ini pengen eksis kembali. “JCG berawal pada pertengahan taun 1994 silam, dan selama kiprahnya juga sempet tidur pulas ampir sepuluh taun. Dan sejak tengahan tahun lalu bangun lagi,” ujar Sastrawan yang juga vokalis band Devoured. Padahal dari JCG inilah, Jogja punya band-band ekstrem metal kenamaan, macem Death Vomit, Drosophila, Mystis, Nosferatu, Venomed de el el. Bahkan di “Metal Sak Modare” kemaren, Death Vomit turut manasin suasana dengan unjuk gigi di penghujung acara. Band-band lawas JCG ampe sekarang banyak yang masih bertahan dengan konsep bermusik masing-masing. Tapi ada juga pendatang-pendatang baru yang bener-bener fresh. Dan tentunya nggak sedikit yang mutusin untuk bubar. Pada dasarnya, eksistensi komunitas dan scene musik ekstrem metal ini nggak bisa cuma ngandalin militansi para anggotanya aja. Apalagi scene ini merupakan scene Under Ground dan bergerak secara indie, maka cukup susah buat ngebentuk ato ngelakuin proses regenerasi dan terus eksis tanpa support dari pihak-pihak di luar mereka. “Scene Metal ato Under Ground adalah scene yang bener-bener Indie dari segala aspek, so kami juga termasuk kaum minoritas apalagi dibanding ama scene ato komunitas yang laen. Maka kami butuh dukungan dari media massa terutama media lokal,” tegas salah satu dedengkot JCG, Krisna yang didapuk sebagai MC. So selamat ultah buat JCG.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun