Mohon tunggu...
Pendidikan

Lisan dalam Pandangan Islam

23 Mei 2015   12:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lisan merupakan panca indra manusia yang berfungsi sebagai pengecap dan berbicara. Karunia Allah SWT ini, diberikan kepada manusia untuk mempermudah komunikasi antara manusia satu dengan yang lainnya. Misalnya, Allah tidak memberikan lisan, pasti dalam komunikasi mengalami kesulitan meskipun ada cara lain yaitu melalui isyarat, tapi itu juga perlu belajar dan memahami yang tidak begitu mudah seperti kalau berbicara secara langsung dan lancar.

Lisan berada di dalam medan yang tidak terbatas lapangannya, ia mempunyai peranan dalam lapangan kebaikan, demikian juga dalam lapangan keburukan. Manusia tidak akan ditelungkupkan terlebih dahulu ke neraka karena hidungnya, melainkan karena yang dilakukan oleh lidahnya, dan tidak ada yang dapatselamat dari keburukan lisan kecuali mereka yang mengekangnya dengan kendali syariat. Sementara orang kurang memperdulikan penjagaan diri terhadap bahaya lisan dan akibatnya, serta kurang berhati-hati terhadap perangkap setan yang dapat menjeratnya.

Allah SWT memberi keberkahan berupa lisan pasti juga diperintahkan untuk menjaganya. Lisan sangat membantu manusia untuk berkomunikasi dengan yang lain dan dapat pahala (menyampaikan hal yang baik), namun dengan lisan juga manusia dapat menyakiti yang lain melalui ucapan dan mendapatkan dosa. Maka dari itu, dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hadist dan ayat Al-Quran yang memerintahkan manusia untuk menjaga lisannya supaya terhindar dari dosa yang disebabkan oleh lisan. Sesungguhnya lisan itu sebagai sarana yang paling besar bagi setan untuk menyesatkan manusia.

Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda :

حَدَّثَنَا صَا لِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا ابْنُ المُبَارَكِ حَدَثَنَا سُوَيْدُ اَخْبَرَنَا ابْنُ المُبَارَك عَنْ يَحْيَى بنِ اَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بنِ زَحْرٍ عَنْ عَلِيِّ بنِ يَزِيدَ عَنْ القَاسِمِ عَنْ ابِي اُمَامَةَ عَنْ عُقْبَةَ بنِ عامِرٍ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللّهِ , مَا النَّجَاةُ ؟ قَالَ : "اَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ " (رواه الترمذى)

Artinya : Menceritakan kepada kami Shalih bin ‘Abdillah, menceritakan kepada kami ibnu Al-Mubarok, menceritakan kepada kami Suwaid, memberitahukan kepada kami ibnu Al-mubarok dari Yahya bin Ayub dari ‘Ubaidillah bin Zahr dari ‘Ali bin Yazid dari Al-Qosim dari Abi Umamah dari ‘Uqbah bin ‘Amir berkata : ‘Aku berkata: Wahai Rasulullah apakah keselamatan itu? “Beliau menjawab : “ Tahanlah mulutmu dari bahaya yang menimpa dirimu dan hendaklah melapangkan buat dirimu (dengan kepatuhan kepada Allah SWT) dan menangislah karena kesalahanmu”. (HR.At-Tirmidzi).

Dalam hadist lain juga dijelaskan perkataan yang disukai Allah SWT, balasan baik orang yang munafik, dan sedikit diam itu lebih baik :

1.Perkataan yang Baik

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُوْرُهَا مِنْ بُطُوْنِهَا وَبُطُوْنُهَا مِنْ ظُهُوْرِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ : لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟  قَالَ : لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسِ نِيَامٌ.(رواه الترمذى)

Artinya : Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ali bin Mushir menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari Nu’man bin Sa’ad, dari Ali, ia berkata : Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga itu ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari bagian dalam dan bagian dalam bisa dilihat dari bagian luar. Seseorang lelaki Arab bertanya ‘Untuk siapa kamar itu ya Rosulallah?’ Rosulullah menjawab “Untuk orang yang memperbaiki perkataannya, memberi makanan, rutin puasanya, dan (orang yang) sholat karena Allah pada waktu malam, sementara manusia sedang tidur. (HR. Thirmidzi)

2.Orang yang bermuka dua

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مِنْ شَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ذَاالْوَجْهَيْنِ. (رواه الترمذى)

Artinya : Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rosulallah Saw bersabda : Sesungguhnya manusia yang buruk di sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang yang bermuka dua. (HR. Thirmidzi)

3.Sidikit bicara

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيْعٍ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ عَنْ أَبِيْ غَسَّانَ مُحَمَّدِ بْنِ مُطَرِّفٍ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِيْ أَمَامَةَ عَنِ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْحَيَاءُ وَالْعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنَ الْإِيْمَانِ وَالْبَذَاءُ وَالْبَيَانُ شُعْبَتَانِ مِنَ النِّفَاقِ. (رواه الترمذى)

Artinya : Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami,Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, dari Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif, dari Hassan bin Athiyah, dari Abu Umamah bahwa Nabi SAW bersabda : “Malu dan sedikit bicara adalah dua cabang dari keimanan, sedangkan keji dalam perkataan dan banyak bicara adalah dua cabang dari kemunafikan”. (HR. Thirmidzi)

Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan :

1.QS.Al-Baqoroh ayat 83

وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

2.QS.Al-Isro’ ayat 53

وَقُلْ لِعِبَادِيْ يَقُوْلُوْا الَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

”Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

3.QS.An-Nisa’ ayat 148

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Berdasarkan hadist dan ayat Al-Qur’an tersebut, jelas bahwa Allah SWT melarang kita untuk berkata tidak baik, berbohong, tidak ada manfaatnya dan berkata dusta. Allah SWT juga sangat membenci orang yang berkata dusta dan banyak bicara namun tidak ada manfaatnya. Ada beberapa cara untuk menjaga lisan supaya terhindar dari pembicaraan yang tidak bermanfaat, antara lain :

1.Bacalah Al qur’an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti. Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda: “dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca”. (HR.abu daud dan attirmidzi)

2.Sesungguhnya dzikrullah (mengingat Allah) memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya.

3.Berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.

4.Jika engkau mendengarkan bacaan Alqur’an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya: Artinya: “dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. Qs.al a’raf :204

5.Mengarahkan lisan untuk membicarakan dengan tema tertentu yang lebih bermanfaat. Misalnya diskusi mengenai tafsir Al-Quran, arti dari sebuh ayat Al-Quran dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun