Mohon tunggu...
Wahyu AjiNugroho
Wahyu AjiNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Tim II Undip

KKN Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Undip Berikan Solusi Berupa Tindakan Preventif Menghadapi Kenaikan Harga Rempah-rempah di Masa Pandemi

11 Agustus 2021   09:53 Diperbarui: 11 Agustus 2021   10:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Modul Budidaya Jahe Kepada Warga Kelurahan Srondol Wetan (Dokpri)

Sabtu (31/07) - Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sepakat menetapkan wabah virus Covid-19 sebagai pandemi karena menyebar secara masif di seluruh belahan dunia. Keberadaan pandemi ini cukup menyulitkan kegiatan masyarakat internasional dalam satu tahun belakangan ini. 

Bukan hanya dalam isu kesehatan saja, melainkan juga berdampak ke sektor lain, seperti pendidikan, perekonomian, industri, pariwisata, dan lain sebagainya.Sektor pendidikan di Indonesia pun turut terdampak. Pengajaran yang dilakukan secara daring, penyesuaian proses kegiatan belajar mengajar dan yang paling terasa adalah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). 

Gelaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengubah sistem pelaksanaannya dari yang awalnya mengutamakan wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) di Indonesia, menjadi harus dilaksanakan di wilayah masing-masing mahasiswa. Tentunya gelaran ini merupakan penyesuaian terhadap pandemi covid-19. Meskipun begitu, mahasiswa tetap antusias dalam melaksanakannya.

Pelemahan sektor ekonomi disebabkan oleh efek domino dari sektor lain yang terdampak juga, seperti industri, pariwisata, dan lain sebagainya. Seperti yang ditemukan mahasiswa ini ketika melaksanakan KKN di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, banyak warga yang terdampak perekonomiannya akibat covid-19. 

Mereka mengeluhkan harga komoditas pangan yang tidak stabil, pemotongan gaji, kehilangan pekerjaan, usahanya yang sepi dan keluhan-keluhan lain. Hal ini menyebabkan warga Kelurahan Srondol Wetan harus menekan angka pengeluaran mereka selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.

Dalam permasalahan ini, mahasiswa dituntut untuk dapat menjadi agen solutif bagi masyarakat. Melalui banyak pertimbangan, Wahyu Aji Nugroho, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang dibantu oleh Bapak  Dr. Ir. Baginda Iskandar MT., MSi selaku Dosen Pembimbing menawarkan solusi yang mudah namun berpengaruh besar terhadap pelemahan harga komoditas pangan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. 

Daripada memusingkan solusi secara makro, mahasiswa ini lebih memilih untuk melakukan hal kecil namun besar manfaatnya, karna terkadang kita lupa bahwa yang menyebabkan kita tersandung bukanlah batu besar, namun kerikil kecil yang tak nampak oleh mata kita.

Mahasiswa Fakultan Peternakan dan Pertanian ini mengimplementasikan ilmunya dengan mengajarkan warga menanam rempah-rampah skala rumah tangga, terutam. Bukanlah hal yang sulit untuk menanam rempah-rempah, terlebih ibu-ibu di Kelurahan Srondol Wetan ternyata memiliki ketertarikan lebih dalam bercocok tanam. Mahasiswa ini mengajarkan kepada ibu-ibu bagaimana agar tanaman mereka dapat tumbuh subur dengan kualitas yang baik. Pada akhirnya, ibu-ibu belajar banyak hal mengenai cocok tanam dan merambah ke jenis tanaman yang lain.

Perlahan tapi pasti, tanaman yang ditanam oleh ibu-ibu membuahkan hasil dan sesuai dengan ekspektasi mereka. Ibu-ibu pada akhirnya dapat menghemat pengeluaran yang seharusnya dipergunakan untuk kebutuhan komoditas pangan. Kini, ibu-ibu tidak terlalu khawatir jika ada pemberitaan mengenai kenaikan harga komoditas pangan, karena mereka bisa menanamnya sendiri di rumah.

Aji senang, solusi yang ia berikan ternyata memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap pelemahan ekonomi Warga Kelurahan Srondol Wetan. Harapannya ibu-ibu semakin rajin menanam tanaman yang telah diajarkan dan berkembang untuk menanam tanaman lain agar dapat semakin menekan pengeluaran untuk komoditas pangan. Aji juga berharap, kegiatan ini dapat dilakukan secara masif sehingga dapat menstabilkan harga komoditas pangan, serta mengurangi ketergantungan ibu-ibu terhadap harga pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun