Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku "Ecobodyisme" Untuk Manusia Merasa Paling Ada

24 Januari 2025   18:38 Diperbarui: 24 Januari 2025   18:38 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita hidup untuk membaca dunia, sebagaimana ditakdirkan Tuhan sebagai khalifah di muka bumi, maka tugas membaca dunia tak lain diserahkan kepada manusia. Hal ini bukan beban, melainkan keistimewaan yang secara khusus diberikan kepada manusia. Sadar atau tidak, manusia begitu spesial di alam semesta sejauh ini, dan untuk pengakuan semacam ini memang sepihak, namun dipertanggungjawabkan suatu saat nanti. 

Hidup untuk memakna, namun bukan berarti menciptakan. Melainkan yang diperlukan adalah berusaha meningkatkan intensitas dari yang diperjuangkan. Dalam persoalan semacam inilah, di tampakkan bagaimana keseluruhan tata alam semesta beserta isinya berada pada gandengan yang sama, yakni persoalan keutuhan, sedangkan manusia hadir dalam kesadaran atas diri, tubuh dan alam dalam keutuhan tanpa penyatuan, itulah yang dikenal dengan konsep ecobodyisme. 

Ecobodyisme adalah konsep baru yang berusaha untuk memberikan pandangan kepada banyak orang mengenai keutuhan tanpa penyatuan pada kesadaran diri, tubuh dan alam. Yang perlu menjadi benang merah kekuatan disini adalah konsep ecobodyisme adalah keseluruhan yang utuh, hanya saja manusia berusaha menyadari segala-galanya yang hadir. Manusia hanya tahu apa yang mereka tahu, lalu ada sehingga itulah diperkenalkan sebagai eksistensi. Pada hakikat dari sesuatu sendiri itulah yang diperkenalkan sebagai essensi. 

Konsep ecobodyisme menawarkan pandangan lebih banyak kepada manusia yang punya kapasitas dan kapabilitas untuk mengenali, meningkatkan intensi pada berbagai dikotomi yang begitu beragam pada point hal sama pada keutuhan. Bahwasanya semuanya utuh tanpa penyatuan. Konsep ecobodyisme diperkenalkan oleh wahyu Trisno Aji sejak tahun 2024 dengan menunjjukan atensi dan urgensi keilmuan pada konsep keseluruhan yang hadir saat ini. Pada diri yang memiliki tubuh, pada diri yang memiliki kesadaran dan pada diri yang memiliki keutuhan dengan alam. Pada hakikatnya semua utuh tanpa penyatuan, hanya saja manusia berusaha memaknai jalan cerita yang secara hierarki sehingga ada yang lebih tahu dan tidak diketahui sebagai informasi pengetahuan. 

Buku berjudul "ecobodyisme" Merupakan buku serial kedua yang ditulis wahyu Trisno Aji mengenai konsep ecobodyisme, buku sebelumnya berjudul "ecobodyisme : bersyahadat atas nama aku, tubuh dan alam" Menjelaskan persoalan mendasar mengenai konsep ecobodyisme. Pada buku kedua ini, wahyu mencoba untuk menerangkan dalam bentuk implementatif konsep ecobodyisme dalam berbagai disiplin pengetahuan. Sehingga konsep ini tidak cenderung menutup mata, melainkan hadir dimana saja, karena ecobodyisme menjelaskan keseluruhan sebagai yang utuh, dan yang disadari adalah pengetahuan yang hadir karena peningkatan intensitas maksimal manusia sebagai subjek yang hadir di dunia. 

Buku "ecobodyisme" Ini akan berusaha menjelaskan mengenai pencarian tentang nilai kehidupan manusia, mengapa nilai itu penting. Lalu dilanjutkan dengan konsep hidup yang tentu dimaknai dalam lebih lambat, untuk dikenal tanpa terburu-buru memutuskan ketepatan pemaknaan, pada akhirnya hidup adalah persoalan misteri kehidupan yang penuh akan tanda tanya. Akan tetapi itulah manusia berusaha mengenal misteri itu untuk mengungkapkan letak kebenarannya. Sehingga pada titik paling terang konsep ecobodyisme hadir untuk menerangkan berbagai persoalan hidup, termasuk dalam hal konsep kesesuaian dengan filosofi stoikisme. Kemudian pada ujung perjalanan hidup ini, akan disadari kemampuan dan kecerdasan sudah membawa manusia menuju perkembangan dan peradaban pesat sehingga bisa melipat dunia lebih cepat. Lipatan ini telah terjadi hari ini dengan dampak digitalisasi yang hasil sintesis antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu pada akhirnya, tidak lupa berbagai macam moment hidup harus di kritik, bagaimana kelakuan dan sikap manusia difahami, lalu dikritik sedalam mungkin untuk hidup abad 21 ini. 

Buku kedua mengenai ecobodyisme yang ditawarkan oleh Wahyu Trisno Aji tentu masih banyak dasar kekurangan. Sehingga haruslah ada seseorang untuk mengkritik konsep ini supaya lebih matang akan kehadiran. Ecobodyisme bukanlah kesendirian pengetahuan, melainkan hasil olah sintesis dari berbagai disiplin pengetahuan yang hadir. Lalu penulis mencoba mendekati dalam konsep yang lebih spesifik untuk tujuan berkontribusi dalam membangun perkembangan ilmu pengetahuan lebih besar. 

Selamat membaca buku kedua tentang ecobodyisme ini yang judulnya juga serupa. Thanks semua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun