Kita jatuh cinta, selepasnya merasa memilikinya. Mau tidak mau, Orang-orang jatuh cinta tenggelam dalam perasaan mereka, merasa agak dirinya lah yang paling punya, dan berhak mengendalikan semuanya. Ini tentu cukup dibilang konyol, sebab apa yang seharusnya terjadi sebagai sesuatu yang bukan milik sejak awal, bukanlah milik sampai akhir.Â
Jatuh cinta, hanyalah kepemilikan dari rasa yang saling mengingatkan untuk terikat. Bersepakat, lalu berjalan dengan langkah yang sampai tamat. Akhir kisah yang diinginkan, adalah rasa hati yang saling menghargai, mendukung dan saling peduli pada setiap perjalanan hubungan.Â
Jatuh cinta, bukan memiliki seutuhnya, melainkan merasa bahwa semua nya telah saling merangkul dalam intensitas bersama. Sebagaimana, jatuh cinta seperti hidup di dunia ini sebagai khalifah di muka bumi, sehingga tidak ada yang abadi untuk pengganti. Harus di sadari, titik tekan seperti ini adalah sesuatu yang niscaya akan terjadi, mau tidak mau, suka tidak suka dan ingin tidak ingin. Semua berjalan seiring takdir yang di usahakan, dimaksimalkan dan di sadari dalam tatanan paling terdalam.Â
Menyadari bahwa jatuh cinta bukan seutuhnya memiliki, lalu melangkah untuk merefleksikan diri bahwa semua yang telah dianggap cinta adalah usaha intensitas setiap diri untuk lebih tahu, sadar dan tanggungjawab atas setiap hal yang akan terjadi dalam hubungan.Â
Untuk menyadari cinta yang seperti ini, maka saya (Wahyu Trisno Aji) menawarkan konsep bernama ecobodyisme, yakni konsep yang hadir untuk keseluruhan kesadaran akan diri, tubuh dan alam pada keutuhan tanpa penyatuan. Ecobodyisme menjawab kehadiran yang tidak bisa dibuat langsung oleh manusia, melainkan manusia hanya hadir dalam persoalan eksistensi dengan meningkatkan kesadaran intensi. Ecobodyisme menjadi langkah sadar untuk hidup yang paling bijaksana menanggapi semua lah saat ini, termasuk soal cinta yang menjadi kerangka filosofis kehidupan manusia.Â
Jatuh cinta dengan memahami titik konsep Ecobodyisme berjalan pada kesadaran akan semuanya ini adalah utuh, semuanya adalah kesadaran yang harus diintensitaskan. Untuk hidup yang diperjuangkan atas nama cinta, jatuh cinta adalah kelengkapan utuh yang niscaya hadir dalam diri manusia, mau tidak mau, suka tidak suka dan ingin tidak ingin. Lalu manusia, melangkah dengan pemahaman kesadaran untuk meningkatkan intensi dari berbagai dikotomi cinta setiap orang yang memperjuangkannya.Â
Jatuh cinta dalam konsep ecobodyisme berarti mengenal cinta secara lebih lama, lebih kritis dan lebih filosofis. Bukan jatuh cinta merasa memiliki, namun jatuh cinta yang hadir untuk diperjuangkan semaksimal mungkin dengan hati yang sungguh-sungguh. Kemudian menyadarkan segala-galanya adalah hadir, namun tingkat kehadiran dan hasil olah produksi tergantung intensitas yang dilakukan sang pejuang jatuh cinta.
Setidaknya konsep ecobodyisme dalam penawaran jatuh cinta memegang kendali hadir untuk bisa dikenali, semakin dikenali maka semakin hadir pula orang-orang yang benar-benar jatuh cinta. Alasan untuk jatuh cinta memang tidak salah, dan tidak salah pula orang-orang jatuh cinta tanpa alasan. Semua alasan yang beralasan atau alasan tanpa alasan dalam cinta merupakan ekspresi jatuh cinta setiap orang.Â
Mengenal ecobodyisme dalam langkah jatuh cinta merupakan jatuh cinta bijaksana. Cinta memang tidak abadi, cinta bukan milik seutuhnya dan selama-lamannya. Cinta adalah utuh dan sejati sebagai eksistensi, lalu manusia yang jatuh cinta mengekspresikan dengan intensi yang berbeda-beda. Jatuh cinta bisa kapan saja, bagaimana saja, dan langkah bagaimana saja. Lalu kemudian, berjalan untuk jatuh cinta sebagaimana memperjuangkan dengan alasan dan tindakan yang berbeda-beda. Ecobodyisme menjelaskan jatuh cinta yang dimaksimalkan dengan kesadaran pertanggungjawaban, memahami bahwa semuanya ini telah hadir, lalu diperjuangkan lah cinta dengan versi masing-masing. Lalu memahami, setiap orang punya cara jatuh cinta dari keniscayaan cinta yang ada. Jatuh cinta adalah niscaya, namun intensi dalam langkah, ukuran, dan hasil akan berbeda-beda. Cinta akan selalu hadir, ia akan menjadi keniscayaan utuh sebagaimana dalam ecobodyisme menjelaskan keutuhan tanpa penyatuan. Semuanya berjalan, jatuh cinta untuk setiap jalan, pilihan dan keinginan dengan rasa jatuh cinta versi masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI