Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memungkinkan Rasionalitas Sebagai Pengetahuan

14 Januari 2025   12:41 Diperbarui: 14 Januari 2025   12:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Allyndaire / Pinterest

Apa yang kita ketahui adalah apakah yang bebas dari kemampuan kita?. Jelas jawabannya masih misteri, tidak pernah menjadi kemapanan yang benar, selalu saja ada ruang kekosongan dalam sepenuh jawaban. Misteri itu diisi dengan larutan keraguan, bahwa pengetahuan manusia akan tumbuh bebas, berkembang dari setiap sudut pemahaman, jelasnya, manusia menjadi mahkluk yang bisa mengobrak-abrik sesuatu hal dengan pengetahuan. 

Mari bersepakat menyatakan, bahwa pengetahuan itu hadir dengan adanya keberadaan, sejauh mungkin keberadaan itu disadari ada sejauh manusia. Sehingga apa?, sehingga pengetahuan tergantung dari manusia, sentralnya adalah antroposentris melahirkan alat pengetahuan yang disebut rasionalitas. 

Rasionalitas atau rasionalisme adalah fokus faham dimana manusia memperoleh sesuatu pengetahuan dari adanya rasio sebagai yang pertama, rasio merupakan kemampuan inheren dalam diri manusia sebagai bentuk eksistensi, dengan atau tanpa adanya objek yang harus di amati sebagai syarat sebuah pengetahuan. Rasionalitas tidak melulu tergantung pada objek untuk menjadi pengetahuan, karena mereka mengandalkan abstraksi dan sekaligus menunjukkan karakteristik utama berupa a priori, yakni kemampuan seseorang memperoleh pengetahuan tanpa harus mendahulukan pengalaman. Sebuah pengetahuan a priori tidak membutuhkan pengalaman untuk sebuah pengetahuan. Melainkan, produk pengetahuan itu muncul dari cara kerja rasio. Jelas, dapat di tetapkan rasio sebagai sebuah instrument inheren dalam diri manusia yang berperan dalam memahami sesuatu.

Rasio terlibat penting dalam penalaran, mengenali sebuah objek sekalipun atau bahkan membuat abstraksi tanpa memerlukan objek. A priori merupakan bagian penting yang memungkinkan rasionalitas sebgai sebuah pengetahuan. 

Kemungkinan-kemungkinan ini didalilkan kepada kemampuan manusia yang mencerna banyak hal, tanpa harus terlibat langsung dengan sesuatu hal objek pengetahuan. Pengetahuan rasio adalah yang pertama dalam memproduksi wacana, kemudian wacana ini melahirkan pengetahuan yang bisa di fahami, tanpa melulu bergantung pada objek. 

A priori dalam rasionalitas sangatlah penting, membuktikan tanpa harus adanya objek yang kelihatan. Cukup saja, subjek yakni manusia sendirilah yang mengadakan sebagai yang ada. Sehingga sangat jelas di fahami bahwa pengetahuan rasionalitas menghendaki produk nya sebagai tanpa ketergantungan pengalaman. 

Hal ini menunjukan bahwa, rasionalitas adalah jalan pengetahuan pertama, sebelum manusia melangkah pada pengetahuan objek yang hadir, karena rasio mengandalkan pertama soal a priori yang dimana memiliki prinsip sebelum pengalaman itu pengetahuan sudah ada, maka jawabannya adalah pengetahuan mungkin ada tanpa harus memahami pengalaman sejak pertama. 

Titik terang yang ditemukan di sini bahwa, pengetahuan hadir tanpa harus dijauhkan, melainkan ia mendekatkan diri, hanya Manusialah yang mampu memilikinya, kemampuan yang menghendaki pengenalan tersebut. Dimana, apa yang ada adalah apa yang memungkinkan sebagai sebuah pengetahuan, tanpa harus melulu melibatkan pengalaman. A priori menjelaskan bahwa rasio adalah alat utama untuk pengetahuan, dimana rasio bukan materi, melainkan ia menjadi bagian bentuk-bentuk memperoleh abstraksi pengetahuan. Tetapi, bentuk disini bukan bentuk pengalaman, melainkan ia melekat sejak manusia lahir, sehingga a priori dalam pengetahuan adalah apa yang semestinya mungkin sebagai cara pertama pengetahuan itu hadir. 

Tidak bergantung secara mutlak, melainkan, rasio melibatkan empirisme sebagai sumber kedua. Namun, sumber kedua ini hanyalah sebagai pengada tambahan, yang artinya tubuh sebagai subjek perlu kekuatan untuk memperkuat sinyal a priori pengetahuan. Mendukung keberadaan dengan empiris dari kemampuan rasio adalah bentuk rasio tidak tunggal, melainkan melibatkan empirisme sebagai kesadaran. Namun, pengalaman atau empiris bukan lah pengetahuan, melainkan sumber syarat memperkuat rasio, sehingga tidak mengantungkan keputusan kepada empiris.

Memungkinkan rasionalitas sebagai pengetahuan adalah sesuatu yang mungkin, dimana menunjukan sesuatu yang lebih kuat dengan kemampuan abstraksi tanpa melulu ketergantungan kepada objek eksternal, seperti alam dan empirisme perlu di jauhkan. Manusia, seperti yang diketahui memiliki kemampuan abstraksi dalam mencipta susunan struktur pengetahuan, dimana tanpa melibatkan pengalaman sekalipun, pengetahuan itu akan muncul. Pengetahuan tanpa melibatkan pengalaman utuh adalah karakteristik a priori, menjelaskan kemungkinan apa yang difahami sebagai pengetahuan terlebih utama dengan abstraksi daripada pengalaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun