Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Hari Ini Terlahir Menyembah Berhala Dunia

9 Januari 2025   22:23 Diperbarui: 9 Januari 2025   22:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Luis Antonio

Kabar kematian, seorang manusia kehilangan jiwanya. Entah itu kapan, tapi terakhir kali terlihat, manusia itu menatap langit tak mempercayai Tuhan. Suatu masa, manusia itu hidup baik-baik saja. Tidak ada yang aneh dalam kesehariannya, hidupnya tidak ada yang istimewa, sama saja, ia adalah manusia dengan kebiasaan sama dengan orang-orang lain. Singkat pada suatu masa, manusia itu mengenal dunia persyirikan, tidak memainkan dukun, tidak pula menduakan Tuhan. Tetapi, manusia itu, mendekati sesuatu nikmat yang di larang. Mengapa disebut kenikmatan?, karena dijalankan oleh setiap orang memberikan rasa nikmat, tetapi Tuhan bilang, itu adalah nikmat yang dilarang nya. 

Namun, namanya saja manusia, kalau tidak melawan manusia, kalau tidak merusak alam, kalau tidak percaya diri, malah mereka memilih melawan Tuhan. Manusia itu bersetubuh dengan kesyirikan, baginya rasa nikmat yang sangat mendarahdaging dalam tubuhnya ketika hal-hal yang di larang oleh Tuhan di lakukannya. Membuatnya menjadi mabuk kepayang dan menganggap kenikmatan dilarang itu adalah rahasia kehidupan yang sesungguhnya. 

Semakin menjadi-jadi, manusia itu mulai memilih hidup seperti apa yang diinginkan, melakukan berbagai macam jenis dosa yang dinikmatinya. Bagi manusia itu, rasa kehidupan yang dianggap manusia penuh akan dosa-dosa ini merupakan rahasia untuk manusia hidup bahagia dengan bebas, tanpa kunkungan dan tanpa ikatan.  

Kehidupan dengan menikmati dunia ini membuatnya percaya bahwa dunia yang dibebaskan sebebas mungkin adalah satu kunci abadi. Anggapnya, dunia adalah tempat abadi dan Tuhan hanyalah ruang ilusi buatan manusia saja. Membuat manusia yang awalnya hanya hidup biasa-biasa saja, ketika menikmati kebebasan sebebas-bebasnya, membuatnya percaya bahwa dunia lah yang pantas disembah atau lebih pantas menyebutkan berTuhan kepada berhala dunia. 

Mereka masih memiliki kepercayaan terhadap dunia dan mengabaikan atau bahkan menihilkan keberadaan yang berbau yang tak akal. Mereka berTuhan kepada berhala dunia, mengatakan yang nyata dan yang real adalah dunia yang ditempati, lalu kenikmatan banyak hal adalah ilusi Tuhan saja untuk setiap manusia mengabaikan nikmat yang begitu banyak di dunia ini. Manusia, ketika bertuhan kepada yang disebut maha itu, membuat mereka tidak bisa apa-apa, yang ada hanyalah mereka berpasrah dengan sedikit perjuangan keras memahami dunia, sisanya merek percaya kepada Tuhan yang dianggap pencipta segala-galanya. 

Berbeda dengan manusia yang sudah di tutupi mata dengan kenikmatan dunia, mereka sekali lagi berTuhan kepada berhala dunia, mengatakan dunia yang dijalankan, dan yang nyata inilah yang sebenar-benarnya. Sedangkan, banyak tuhan-tuhan yang muncul dari fikiran manusia dan sejarah panjang kehidupan, sehingga Tuhan adalah hasil kontruksi sejarah kebudayaan manusia. Argumen ini dibawa oleh mereka yang sering memahami dunia sebagai yang lebih baik dinikmati, lebih baik bertuhan kepada apa yang sedang saat ini terlihat, dirasakan dan dapat terkonfirmasi. Orang-orang seperti ini biasanya disebut sebagai orang-orang pesimisme, nihilisme, absurdisme dan paling Radikal adalah ateisme.

Orang-orang yang dikategorikan seperti itu memilih untuk hidup berdasarkan dunia yang paling utama dan pertama. Menikmati apa yang sebenarnya dirasakan, tidak peduli berbagai aturan yang diciptakan, bagi mereka aturan itu, baik dari Tuhan sampai dengan sabda keagamaan hanyalah ilusi sistematis dan struktural, yang jelas membuat manusia tidak bisa berkembang. Sehingga, mereka yang bertuhan kepada berhala dunia mengatakan nikmati apa yang ada di dunia ini, rasakan dan resapi, bahwa dunia inilah yang paling nyata. Entah justifikasi sesat, dan jenis lainnya mengenai mabuk, main judi, zina, dan lain sebagainya adalah kontruksi keagamaan dan bahkan keterlibatan kontruksi sosial dalam aspek kebudayaan. Namun secara pandangan Radikal, mereka yang menyembah berhala dunia sebagai Tuhan adalah mereka yang mengedepankan rasionalitas, dan empirisme sebagai instrumen fakta yang harus di jalani.

Hidup dengan kenikmatan dunia, tidak peduli atas apa akibat setelahnya. Manusia-manusia seperti ini lah yang disebut penyembah berhala dunia. Mereka lebih baik hidup dengan berkelimpahan harta, hidup hedonisme, hidup narsistik dengan kekayaannya, menilai banyak hal dari materi, hidup serba mudah dan kebohongan, dan bahkan melihat hidup orang lain sangat buruk dan menganggap hidupnya paling baik. 

Oleh karena itu, kabar kematian manusia itu memang benar-benar terjadi, lebih tepat kematian jiwanya. Kehilangan dirinya atas eksistensi yang memiliki arah, memilih untuk menjadi orang-orang yang dibuang tanpa makna. Manusia-manusia seperti ini tersesat, menganggap dunia adalah solusi atas segala-galanya. Siapa peduli dengan hasil akhir, mereka lebih menikmati apa yang terjadi hari ini dengan menganggap pandangan tentang melampui dunia adalah ilusi sistematis. Mereka yang berpandangan seperti itu pantas disebut penyembah berhala dunia, sadar atau tidak Sadar; tau atau tidak tahu; dan mau atau tidak mau. Manusia-manusia seperti itu adalah menyembah berhala Dunia.

Manusia yang menyerah berhala dunia adalah mereka yang tak sadar bahwa kehidupan mereka bukan sekedar apa yang mereka ketahui. Padahal, sangat-sangat lebih dari itu semua. Banyak hal di dunia ini menjadi sebuah misteri yang belum tersampaikan. Ketika manusia tenggelam dalam kehidupan materialistik dan tendensi kepada subjek egoisme. Maka, mereka sama saja merasa terpisah dengan banyak hal, dan akibatnya mereka akan mengalami alienasi kehidupan, sebab sejak awal semua hukum alam, diri dan tubuh menghendaki bahwa sistem kehidupan ini akan selalu saling terkait satu sama lain. Manusia mau tidak mau dan suka tidak suka adalah salah satu bagian dari dunia yang sangat lengkap ini, bahkan kata "lengkap" Sekalipun seringkali dilekatkan kepada misteri. Karena, manusia tidak mengetahui seperti apa dunia ini bekerja, bahkan pada dirinya sendiripun, mengenal atas diri dan tubuhnya sekalipun terasa asing. Sehingga muncul pertanyaan, betapa egoisme manusia ketika merasa berhasil menyembah kehidupan dunia yang penuh kebohongan dan kedengkian ini?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun