Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Sesuatu Sebagai Dalil Elementer Pengetahuan

7 Januari 2025   08:29 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Erlando Costa / Pinterest

Konsep sesuatu selalu diletakkan kepada banyak interpretasi, yang tentu dari itu semua memenuhi persyaratan postulat utama, yakni kehadiran manusia. Sesuatu menjadi pengetahuan dikarenakan ia memiliki subjek-objek di dalam nya, jika dalam hal ini, sangat penting subjek yang hadir dalam memahami dan menjelaskan sesuatu itu sendiri. Kehadiran subjek yang tak lain dari manusia memang dikategorikan sebagai bahan ontologis, yang mengkonfirmasi bahwa kehadiran yang ada sebagai sesuatu pengetahuan akan memperoleh jawaban, lalu jawaban inilah yang kemudian hari akan menjadi informasi. 

Sesuatu bisa dikatakan sebagai yang ada, sesuatu dalam hakikat paling mendasar memegang konsepsi abstraksi dari subjek. Sebagai sebuah pengetahuan dari partikular informasi, maka sesuatu menjadi bahan untuk menjelaskan banyak hal. Meskipun yang banyak itu juga menjelaskan sebagai yang dirinya ada. lalu kemudian penafsiran terhadap sesuatu membuahi jawaban sejauh subjek memahami sebagai batasan-batasan sesuatu. 

Jika demikian, sesuatu tidaklah menjauh, melainkan ia adalah subjek yang dikenali dengan pemberian makna identitas dari subjek itu sendiri. Sebagai sesuatu yang lahir sebagai pengetahuan juga merupakan sintesis dari bagian proposisi-proposisi heterogenitas. Sebagaimana   sesuatu tentang angsa hitam yang terletak di hutan Amazon, memulai dari hipotesis atau asumsi yang di kontruksi. Meski tatanan general angsa hitam dan hutan Amazon tidak menjadi identitas dari pengetahuan antara keduanya, meskipun demikian, sebagai sesuatu pengetahuan maka diperoleh jawaban dengan proses pencarian secara abstraksi sebelum memainkan observasi lapangan. Sesuatu sebagai pengetahuan dirasionalkan dan bahkan di logiskan oleh subjek adalah upaya untuk mengenal sesuatu sebagai yang diketahui. Sehingga yang di pahami sebagai sesuatu itu tak lain dari yang diketahui. 

Sesuatu yang menjadi diketahui bukan sekedar nampak dalam fisik, melainkan juga basis metafisika juga memegang kuasa pengetahuan. Contohnya ketika subjek memahami sesuatu sifatnya spiritual dalam kesurupan, sihir, pelet dan sejenisnya. Pada proyeksi seperti ini jelas akan membawa letak paradigma pengetahuan yang cukup jauh. Baik itu rasional atau tidak, maupun logis atau tidak, bukan permasalahan panjang dari sesuatu. Sebab sesuatu sudah jelas pengetahuan, meski karakteristik nya fundamental abstraksi. Sehingga tidak lagi membatasi pada rasional maupun logis. Sesuatu akan menjadi pengetahuan sejauh subjek paling utama dan pertama, demarkasi yang ditemukan dalam sesuatu adalah peletakkan subjek yang melakukan interpretasi makna terhadap objek. Pada jelasnya, objek tidaklah selalu tentang eksistensi-materialis, melainkan bisa juga sesuatu sebagai pengetahuan bisa di konsepkan dalam eksistensi-abstraksi. Sehingga, titik tekan dalam sesuatu adalah orientasi subjek dari keanekaragaman objek yang hadir dan diakses oleh subjek. Sehingga, sejauh sesuatu itu sebagai informasi adalah sejauh subjek mengakses sebagai batasan pengetahuan. 

Oleh karenannya, dengan memahami sesuatu dalam konsepsi lebih tegas seperti ini. Dapat memahami perolehan pengetahuan bahwa sesuatu tidaklah terlempar tanpa probabilitik, melainkan sesuatu akan melulu tentang probabilitas subjek yang hadir dan berfikir. Dengan letak konsepsi yang difahami tersebut, maka memahami sesuatu tidak lagi sebagai keterjauhan subjek-objek, melainkan subjek yang memiliki kuasa dengan kesadaran penuh bahwa sesuatu itu ada dimana-mana dengan batasan subjek atas akses sebagai ruang gerak sintesis informasi nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun