Dikotomi keutuhan adalah bagian konsep kunci dari pengetahuan mengenai ecobodyisme. Ecobodyisme secara sederhana dapat dikatakan sebagai ruang kesadaran hidup dimana diri, tubuh dan alam dalam keutuhan tanpa penyatuan. Ecobodyisme menjadi konsep yang memberikan doktrin warna pengetahuan kepada manusia mengenai eksistensi dalam ruang lingkup keutuhan yang sejak awal total dalam kehidupan ini.Â
Dikotomi keutuhan menjadi salah satu dari dua kunci ecobodyisme, yakni pertama kesadaran diri dan kedua dikotomi keutuhan. Dikotomi keutuhan sendiri dapat di definisi sebagai bagaimana pengetahuan manusia baik sadar atau tidak terdapat perbedaan-perbedaan, namun semua perbedaan yang ada ini bukan mengartikan semua terpisah-pisan. Melainkan, semua perbedaan atau pembagian berasal dari keutuhan. Sehingga faham dikotomi keutuhan menjelaskan mengenai meskipun banyaknya perbedaan, tetap semua awalnya satu, dan yang terpisah ini hanya satu Intensitas dari satu yang lain dalam kehidupan. Dikotomi keutuhan menjelaskan tentang banyak aneka ragam sesuatu yang dilihat di kehidupan dari diri, tubuh dan alam-keseluruhan nya melingkupi kesatuan yang menguatkan dengan dalil semua nya sejak awal sudah utuh, saling terikat tanpa ada kehendak manusia mengikatnya. Manusia hanyalah bagian dari dikotomi kehidupan yang panjang ini, sehingga dapat dikatakan dalam pengetahuan fundamental bahwa dikotomi keutuhan dalam konsep ecobodyisme menjelaskan apapun yang terlihat berbeda, bukan berarti datang dari luar. Melainkan menunjukkan intensitas eksistensi dari keutuhan.Â
Dikotomi keutuhan hadir dalam melengkapi kesadaran diri. Bahwa ketika memahami dikotomi keutuhan, maka ini memberlakukan kesadaran diri. Kesadaran diri merupakan aksioma pertama dimana diri sebagai subjek yang hadir memahami tubuh dan alam ada dalam kesatuan dan keutuhan tanpa penyatuan, sehingga yang dilakukan manusia adalah memahami dikotomi yang terlihat maupun tidak terlibat sebagaimana dalam keutuhan melalui kesadaran diri.Â
Sebagaimana contoh, manusia hidup di kota, namun bukan berarti mereka jauh dari alam. Banyak pandangan orang-orang kota melihat diri mereka jauh dari alam. Padahal, sejak awal mereka sudah hidup di alam. Kemudian contoh lain pada bagaimana manusia hidup berdampingan dengan hewan lain, bukan berarti sebelumnya manusia terpisah dengan hewan lain, melainkan manusia sudah sejak awal utuh dan total dalam sistem kehidupan alam bersama hewan lain dengan kesadaran mau tidak mau dan sadar tidak sadar. Kehadiran manusia bukan kehendak manusia, manusia hanya bereksistensi dengan sebutan intensitas. Disinilah faham ditekankan bahwa dikotomi keutuhan menjelaskan mengenai kehadiran yang berbagai hal bukan berarti terpisah, melainkan itulah yang paling ekstra menunjukan intensitas dalam  kehidupan yang utuh ini.
konsep dikotomi keutuhan mencoba memberikan ruang berfikir bebas kepada manusia dalam segala bentuk-bentuk perbedaan, namun perbedaan ini pada jelasnya merangkul dalam diri, tubuh sebagai subjek yang hadir sebagai keutuhan sebagaimana alam hadir bersama diri yang utuh tanpa sadar atau tidak sudah hadir dengan total. Pengaruh intensitas dalam dikotomi keutuhan sangat penting untuk memahami berbagai-bagai paradigma, namun penekanan pada dikotomi keutuhan serta dalil postulat kuat dalam ecobodyisme membawa jawaban pemahaman mengenai pengetahuan kesadaran atas diri, tubuh dan alam dalam kesatuan tanpa penyatuan untuk kehidupan.Â
KONKLUSI
Dikotomi keutuhan dalam konsep ecobodyisme menegaskan bahwa meskipun kehidupan dipenuhi dengan berbagai perbedaan yang tampak, seperti antara manusia sebagai subjek yang hadir,tubuh dan alam atau bahkan manusia dengan makhluk lainnya, semua perbedaan ini sebenarnya hanyalah manifestasi dari satu keutuhan yang sama sejak awal, intensitas mempengaruhi dikotomi secara sadar. Konsep dikotomi keutuhan menolak pandangan bahwa perbedaan berarti keterpisahan. Sebaliknya, perbedaan mencerminkan intensitas eksistensi yang berasal dari keutuhan awal yang menyeluruh. Dalam ecobodyisme, manusia, tubuh, dan alam berada dalam hubungan yang saling terikat secara alami, tanpa perlu usaha manusia untuk menyatukannya, karena sejak awal mereka telah total dalam keutuhan. Misalnya, manusia yang hidup di kota sering merasa jauh dari alam, padahal mereka tetap menjadi bagian dari ekosistem alam yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan manusia di dunia bukanlah hasil dari kehendak manusia itu sendiri, melainkan bagian dari sistem kehidupan yang utuh, di mana manusia bereksistensi dalam intensitas tertentu. Kesadaran akan dikotomi keutuhan ini melengkapi kesadaran diri dalam ecobodyisme, yang menjadi landasan pertama bagi manusia untuk memahami bahwa diri, tubuh dan alam bukanlah entitas yang terpisah, tetapi bagian dari keutuhan yang saling mendukung tanpa manusia melakukan penyatuan sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H