Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjalanan menuju Tuhan

7 Desember 2024   09:03 Diperbarui: 7 Desember 2024   09:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Urooj Mirani / Pinterest

Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal" (Q.S. Ar Rahman: 26-27).

Kemudian, firman Allah dalam Q.S. Al Qasas ayat 88 berbunyi:

Artinya: "Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang selain Allah SWT. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah SWT. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan" (Q.S. Al Qasas: 28).

Dari Ayat-ayat inilah kita dapat pencerahan, bahwa kita semua, apapun yang tercipta, baik yang fisik maupun tidak fisik; baik yang diketahui maupun tidak diketahui; baik yang ada maupun tidak ada merupakan ciptaan Allah SWT yang maha Esa dan segala maha atasnya. Fana adalah perjalanan puncak manusia, dimana manusia dan segala ciptaan akan lenyap, bukan lagi soal penyatuan, bukan lagi soal penyerahan diri.

 Tetapi, fana menunjukan betapa kita dan semua nya benar-benar tidak ada, dan tak pernah ada selain hanya Allah SWT yang ada. Selain Allah SWT yang ada, yang lain pasti binasa. Kita ada, dan kita diciptakan, dilempar ke bumi, dan suatu masa akan kembali kepada nya. 

Kita ada, sejauh mengada-ada, dan suatu masa kita akan menjadi fana yang bukan soal ruang dan waktu, dan bahkan segala-galanya yang termasuk waktu akan fana, dan hanya Allah SWT lah yang pasti ada atas kemaha-annya.

Referensi utama

1. Kajian filsafat Fahruddin faiz. "Edisi spiritual journey : Menuju Allah" Kajian tokoh Nashiruddin at-Thusi dalam kitab Aushaf Al-Asyraf. MJS : Yogyakarta pada 4 Desember 2024

2. Wikipedia. Fana. Akses di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fana

Note : tulisan ini memang tidak konsisten dalam penggunaan bahasa, antara satu sisi menggunakan kata Tuhan, pada sisi lain menggunakan kata Allah SWT. Tetapi secara Sadar penulis lakukan untuk memberikan satu tujuan pada tulisan ini, bahwa baik kata Tuhan dan Allah SWT merujuk kepada Sang Esa yang menciptakan segala-galanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun