Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Tutorial Membunuh Tuhan

26 November 2024   09:51 Diperbarui: 26 November 2024   10:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia hari ini, dengan perkembangan pengetahuan memiliki kemampuan sebagai mahkluk tercipta dengan menjadi pencipta, dalam arti kata perkembangan hidup manusia dengan kepemilikan pengetahuan sudah masuk ke dalam ranah lebih kompleks, sehingga membuat mereka duduk dalam keberhasilan pengenalan banyak hal. Termasuk pengenalan pada tuhan-tuhan yang begitu banyak di kenal manusia.

Tuhan-tuhan manusia banyak, Beranekaragam bentuk dan jenis-jenis nya. Manusia memiliki kepercayaan pada Tuhan dengan berbagai cara. Ibadah adalah salah satu cara tertentu dilakukan untuk mengabadikan ketaatan kepada Tuhan. 

Manusia di pertanyakan, mana Tuhan yang benar?, mereka sesuai dengan sistem kepercayaan Masing-masing, dengan kepemilikan Tuhan masing-masing akan menjawab kebenaran berdasarkan Tuhan yang mereka yakini dan imani. 

Tuhan-tuhan itu tidak bertemu, ada yang hanya tuhan-tuhan duduk dalam diri pribadi manusia, Tuhan dalam ruang kelompok atau komunitas, Tuhan dalam suatu wilayah dan Tuhan dalam suatu planet. 

Banyaknya Tuhan ini tentu bermunculan kebenaran-kebenaran yang tak satu, tiap Tuhan dipercayai memiliki ruang kepercayaan masing-masing. Sebagai sebuah keyakinan, tidak ada sedikit pun keraguan mendatangkan diri, melainkan semakin kuat rasa keyakinan terhadap tuhan-tuhan tersebut, meskipun itu tidak rasional sekalipun. 

Tuhan-tuhan itu duduk pada pengetahuan emosi, yang jelas mengabaikan rasionalitas. Jelas, yang di dahulukan adalah rasa kepercayaan dengan ketaatan, jangan ragu, dan jalani dengan penuh kepercayaan meski itu melawan hukum kemanusiaan sekalipun. Kepercayaan itu memang begitu banyak, begitu juga konflik antar kepercayaan jelas banyak juga. 

Manusia hari ini banyak berkonflik atas nama kepercayaan, tuhan sendiri yang diatasnamakan. Tuhan dibela, Tuhan di jadikan alasan manusia berperang dan saling membunuh secara tidak rasional. Manusia bertengkar dengan alasan Tuhan, dan Tuhan sendiri nantinya akan menjadi alasan pula untuk sebuah perdamaian. 

Begitu unik manusia bukan?, dengan melihat semua itu, tentu rasa kepenasaranan dipertanyakan, mengapa manusia begitu percaya sesuatu hal dengan atas nama Tuhan yang dipercaya masing-masing begitu banyaknya, rela untuk saling membunuh untuk mempertahankan dan membela nya?. 

Manusia bertanya-tanya, jika Tuhan maha segalanya, yang menciptakan semuanya, mengapa mereka menciptakan tuhan-tuhan yang antar Tuhan sendiri disembah oleh manusia menghasilkan konflik berkepanjangan, bahkan hingga hari ini?. 

Manusia dengan pertanyaan inilah muncul rasa ingin mencari tahu, dengan alat pengetahuan yang dimiliki berusaha membedah kebenaran nya. Kebenaran yang dimana menemukan titik terang apakah Tuhan itu benar-benar ada, atau banyak Tuhan yang diciptakan oleh manusia.

 Mereka yang punya pengetahuan lebih, atau bahkan orang-orang yang mengatakan pengetahuan adalah segalanya menemukan. Bahwa tuhan-tuhan begitu banyak ini adalah kebohongan, mana mungkin manusia memahami Tuhan yang menciptakan segalanya hanya sebatas tak dibela, maka membunh pihak yang di berbeda. Tuhan tidak akan seperti itu jika ia benar-benar ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun