Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Tanpa Oposisi

20 November 2024   09:14 Diperbarui: 20 November 2024   11:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat merayakan atau menangisi demokrasi tanpa oposisi, kondisi negara yang bersatu padu untuk tujuan bersama, merangkul dalam segala aspek dan hal (katanya) . Sehingga kita tidak lagi bertemu dengan kekacauan dan pedebatan panjang yang tak berkesudahan, yang ada hanyalah persatuan, nasionalisme dan kegigihan untuk keharmonisan. 

Selamat hidup atau mati di negara demokrasi tanpa oposisi, dengan bertanya-tanya. Apakah benar negara ini telah menghapuskan oposisi mereka secara halus?. Selamat untuk semua yang telah memperjuangkan demokrasi di masa lampau, lalu sekarang mengabdi dan bersatu dan tidak lagi mengambil haluan oposisi. 

Hidup negara demokrasi tanpa oposisi. Seperti dunia yang tidak pernah ada kejahatan, berisi kebaikan-kebaikan dan keharmonisan. Apakah semua itu mungkin?, jawabannya "TIDAK SAMA SEKALI" dan apakah demokrasi tanpa oposisi akan Indonesia dalam baik-baik saja, jawaban "TIDAK SAMA SEKALI".

Oposisi bukan berarti menjadi jahat atas pemerintah, bukan dalam stigma oposisi adalah orang-orang yang membenci pemerintah dan menghapus pemerintahan, dan bahkan negara. Oposisi adalah mereka yang berusaha menstabilkan kekuasaan, dimana kekuasaan seringkali dalam keadaan tidak seimbang, penuh rasa haus angkuh dan keserakahan, sehingga oposisi hari sebagai pemberi peringatan untuk menyadarkan pada penguasa kembali ke jalan yang benar. 

Oposisi tidak seperti pandangan merusak negara. Bahkan, Orang-orang yang berada pada haluan oposisi pemerintah adalah satu dari sekian kriteria nasionalisme dan patriotisme, dimana memperjuangkan persatuan dan kesatuan atas nama rakyat dan keadilan. Orang-orang memilih oposisi bukan pembenci, melainkan memilih kebijakan pemerintah haruslah sesuai dengan konstitusi dan haluan bangsa, tidak menyimpang, apalagi memberikan peluang bagi diri sendiri sebagai penguasa demi mencapai tujuan pribadi. Menjadi oposisi dalam demokrasi mewujudkan setiap orang sebagai warga negara punya akses terbuka untuk mengkritik kebijakan pemerintah sebagai pejabat publik dalam memberikan arahan, rumusan dan konstitusi yang tepat. Jelas, memahami kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah hasil dari keresahan warga negara, keinginan kemajuan bangsa dan keinginan warga negara yang tidak bisa diwujudkan sendiri, sehingga sangat membutuhkan negara untuk mewujudkannya. 

Negara demokrasi, sangat membutuhkan oposisi untuk keberlanjutan, keseimbangan, keselarasan, sekaligus sebagai orang-orang yang memberikan peringatan kepada pemerintah atas tindakan yang tidak bersesuaian. Orang-orang duduk pada bangku oposisi mendengar isi hati rakyat, lalu kemudian menyampaikan kepada pemerintah yang mana kebijakan dibuat oleh mereka merugikan banyak pihak. 

Mekanisme para oposisi bekerja dengan tidak memberikan peluang sedikit pun pemerintah untuk menciptakan sistem monarki yang jelas semua itu mengendalikan secara totalitarian sistem negara. Sehingga, jika itu semua terjadi, negara akan menjadi sentral kekuasaan, sedangkan warga negara hanya manut, panut tanpa menuntut, 

Negara demokrasi butuh oposisi, bukan berarti mengabaikan persatuan. Bahkan dengan adanya oposisi dalam negara demokrasi bisa menciptakan keselarasan, bahwa setiap manusia pasti akan salah, dan setiap manusia diberikan kekuasaan sebagai tanggungjawab perlu di awasi, tugas para oposisi adalah mengawasi para pemerintah yang diberikan amanah tersebut, supaya mereka tidak mengabaikan tugasnya. 

Oposisi dalam negara demokrasi sangat penting, urgensi oposisi adalah seperti urgensi negara membutuhkan pemerintah. Kekuasaan dalam sistem pemerintahan demokrasi memang harus mengadakan  akses warga negara secara penuh untuk berekspresi, menyampaikan apa keluh kesah mereka, dan bahkan terlibat mempengaruhi kebijakan. Menjadi oposisi bekerja untuk itu, bekerja untuk tidak hanya mewujudkan persatuan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Juga orang-orang oposisi berusaha menasehati para pejabat untuk tidak larut dalam kekuasaan yang kadang menjadi solusi dan bahkan menjadi asal muasal penyakit dari negara itu sendiri.

Demokrasi: semua boleh angkat tangan, tapi tidak dengan memutuskan. Semua boleh ikut dalam kekuasaan, tetapi harus memenuhi persyaratan. Demokrasi dengan oposisi adalah demokrasi untuk harmonisasi, dan demokrasi tanpa oposisi adalah kekuasaan yang mendekati pemerintahan monarki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun