Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Membenci Semua Orang

2 Agustus 2024   15:36 Diperbarui: 2 Agustus 2024   15:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ar.pinterest.com/StochirleaAlexandra/

Aku membenci semua orang. Karena selalu membuatku tertarik. setiap kali kaki ingin menjauhi mereka, mereka malah mendekat dan tersenyum padaku. Aku benci mereka, itu hanya dalam ucapanku, namun dalam kepala dan hati berkata lain. Aku mencintai mereka semua yang membenciku, karena dari mereka aku bisa memahami dunia.
Aku membenci semua orang, karena tanpa alasan tertentu. Mereka semua selalu membuatku alpa dalam berfikir, selalu membuatku terdiam setiap kali berdebat. Karena aku selalu keras kepala, aku kalah selalu ketika bersama mereka. Sungguh, aku benci semua orang, karena diriku yang tak merasa kalah.
Yahh..
Itulah aku, selalu ingin didahulu, egoku sekeras batu. Upps tidak, bukan sekeras itu. Tetapi sekeras baja yang sulit dihancurkan. Itulah aku, yang membenci semua orang karena egoku, yang membenci semua orang karena kesalahanku.
Aku benci semua orang, termasuk aku sendiri. Karena aku adalah manusia yang tidak pernah mau mengalah dan kalah. Keras kepalaku membuat banyak orang membenciku, namun aku selalu begitu. Keras, keras, kerassss.
Aku benci semua orang, tidak pernah menangis karena mengaku salah. Tetapi selalu menangis karena kalah, yahh kalah dalam ego yang besar ini. Aku tidak bisa diam, selalu menuntut yang bukan dariku, sehingga aku selalu merasa tak puas dengan diriku sendiri.
Aku adalah ego besar yang tidak tahu malu, bisa saja aku hidup seperti itu. Aku adalah keserakahan yang tak mau kalah, bisa-bisanya aku berprinsip seperti itu. Dan aku adalah hidup yang selalu melawan, sehingga aku hanya seseorang yang tidak berlainan. Tiada teman, tiada orang lain untuk di singgahi. Cukup aku sendiri, egoku, dan rasa benci ke semua orang.
Matilah aku sekarang....
Dikubur dengan keras kepala, ego yang tiada dua, dan rasa mengalah tanpa selesai berbicara..
Matilah aku sekarang...
Tiada lagi yang peduli, tiada lagi yang menanyai, semua hilang, tertinggal hanya rasa benci.
Matilah aku sekarang..
Dimakamkan, dan selamat tinggal tanpa ada yang mengenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun