5. Kebenaran teosentris
Kebenaran dilihat dari perintah tuhan melalui agama. Semisalnya aturan agama dalam berpuasa, zakat, kebenaran isra miraj, kebenaran isa menghidupkan orang mati, dan kebenaran lainnya berdasarkan kepercayaan masing-masing.Â
Kebenaran koherensi, korespondensi, pragmatis, konsensus maupun teosentris merupakan kebenaran dalam filsafat. Sehingga bisa dikatakan bahwa berfikir filsafat memperoleh kita pengetahuan yang luas dalam mengartikan sebuah kebenaran di dunia. Tidak dengan satu kacamata saja, melainkan kita akan menemukan kebenaran itu dalam ruang lingkup seluas-luasnya.Â
KONKLUSI
Berfikir adalah cara kita memperoleh dan mengelola pengetahuan di tangkap. Dengan berfikir, kita bisa mengetahui dan memilah dan memilih apa yang dianggap sebagai kebenaran. Berfikir sainitifik mengajar kan kita sejauh mana pengetahuan yang secara fisika itu diperoleh, secara Metodis,sistematis dan objektif . Kemudian Adapun berbeda dengan berfikir filosofis memperoleh pengetahuan secara Radikal, mendalam, sistematis, holistik dan mendalam.Â
Baik itu berfikir secara saintifik dan filosofis memperoleh nilai yang sama, yakni kita akan memperoleh informasi berupa pengetahuan. Dengan menggunakan konsep berfikir saintifik dan filosofis, setidaknya kita akan memiliki nilai yang berbeda dengan mahkluk lainnya. Bahwa manusia adalah mahkluk berfikir, baik berfikir tentang dirinya, berfikir tentang alam, maupun berfikir tentang Tuhan sebagai Sang Pencipta segala hal.Â
Referensi
http://repository.unwira.ac.id/1989/3/BAB%20II.pdf akses pada
https://www.johnson.co.id/arti-berpikir-2/ akses
akses pada
https://idtesis.com/ilmu-dan-proses-berfikir/ akses pada