Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Seseorang Dikatakan Berfikir (Paradigma Saintifik Vs Filsafat)

14 Juni 2023   13:13 Diperbarui: 14 Juni 2023   13:19 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kegiatan manusia yang bertingkat tertinggi, yaitu filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran." 

Adapun juga Karl Popper menjelaskan bahwa setiap manusia adalah filsuf, sebab setiap manusia pernah memiliki pengetahuan terbaik versi An sich (dalam dirinya). 

"semua orang adalah filsuf karena semua mempunyai salah satu sikap terhadap hidup dan kematian. Ada yang berpendapat bahwa hidup itu tidak berharga karena hidup itu akan berakhir. Mereka tidak menyadari bahwa argumen yang terbalik juga dapat dikemukakan, yaitu kalau hidup tidak akan berakhir, hidup adalah tidak berharga, bahwa bahaya yang selalu hadir yang membuat kita dapat kehilangan hidup sekurang-kurangnya ikut menolong kita untuk menyadari nilai hidup."

Dengan filsafat, kita bisa berfikir secara Radikal, mendalam, sistematis, konseptual, holistik dalam kompherensif. Filsafat mengajarkan kita untuk bisa melihat dalam berbagai sisi dan situasi sebuah fenomena. Berfikir filsafat seperti halnya berfikir hidup, kita tak lagi terbelenggu oleh apapun. Sehingga kebenaran yang kita peroleh didalam filsafat adalah kebenaran yang sejati. Namun, kebenaran didalam filsafat pun terbagi menjadi beberapa, yang di antara kebenaran didalam filsafat tersebut adalah. 

1. Kebenaran koherensi, dimana kebenaran ini sendiri dilihat dari seberapa konsisten sebuah pernyataan atau perbuatan, dan dilihat dalam situasi dan kodisi apapun. Semisalnya jika budi mengatakan bahwa rudi adalah pencuri, kemudian seterusnya ditanyakan kepada amir, alim dan lainnya,kemudian itu selalu dipertahankan kapan pun,dimanapun dan dalam kondisi apapun. Maka itu dianggap sebagai kebenaran koherensi. 

2. Kebenaran korespondensi

Kebenaran korespondensi merupakan kebenaran yang dilihat dari bagaimana sebuah pernyataan yang diberikan bersesuaian dengan kenyataan. Semisalnya prediksi cuaca besok pagi hujan. Jika kenyataan yang diberikan itu benar besok pagi hujan, maka dikatakan bahwa pernyataan itu benar. Sebaliknya, jika pernyataan besok tidak hujan, maka pernyataan nya salah. Dan dikatakan pernyataan tersebut salah. 

3. Kebenaran pragmatisme

Kebenaran ini dilihat dari seberapa berguna dan bermanfaat, Semisalnya tukang roti mengelola tepung menjadi roti, yang kemudian bermanfaat bagi dirinya untuk di jual dan bisa dimakan oleh siapapun

4.Kebenaran konsensus

Kebenaran dilihat dari seberapa banyak orang mengatakan itu benar. Semisalnya dalam pemilu, dimana hak suara pemilih dari pemungutan suara terbanyak, itulah sebagai pemenangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun