Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cintafobia

19 September 2022   10:14 Diperbarui: 19 September 2022   10:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : AliExpress

Kau harus tau, tetesan pena paling indah adalah tentang menulis namamu. Ia terus terurai dengan kalimat yang sama. Berisikan sejuta bahasa untuk kita yang sudah mencoba kuat dalam jatuh cinta.

Kau perlu tahu saja, rindu itu bukan rintikan yang sekejap hilang. Tapi ia adalah pelipur lara dalam setitik ketidaknyamanan dalam perasaan. Asal kau tahu saja, itu semua seketika hadir saat rindu yang sudah lama bersemayam, memutuskan menjadi pemilik rumah dalam hubungan yang kita bangun.

Rasa kagum ku tentangmu bukan sekedar kata-kata saja, tapi lebih dari itu"

Kita tidak lagi peduli akan cerita tentang dia, apalagi perasaan masa lalu yang penuh akan cerita duka. Memilih untuk jatuh cinta pada orang yang sama setiap hari adalah visi misi kita saat ini. Hingga aku selalu berkata pada waktu.

"Aku ingin bisa bersamanyam setiap hari, hingga kita lupa bahwa kemarin kita bukan siapa-siapa"

Aku harus jujur akan hal ini, bahwa aku terlalu rindu pada sosok yang selalu menemaniku setiap hari. Ia adalah pengisi kekosongan, kayaknya hati yang sudah tak bisa diragukan.

Kau tidak bertanya pada siapa rindu ini bersandar?

Ataukah kau tak ingin tahu cinta ini kepada siapa lagi?

kau tahu itu, atau demikian kau sengaja menahan gengsi mu untuk bertanya pada rasa yang selalu kau pendam, tapi takut Memulainya. Kurasa prasangka mu terlalu berlebihan mengenai ku, ataupun mengenai alur cerita ini.
"Kita tak saling membandingkan rindu yang mana paling terbaik, karena pastinya setiap hubungan pasti ada perasaan yang sulit untuk di hapuskan"

Aku sudah siap-siap untuk melangkah masuk dalam jaringan rindu. Terpapar dalam berbagai arah keinginan. Kau perlu tau, keinginan memilikimu saat ini sangat besar. Kadang saat ini raguku yang meyakinkan untuk tak bisa, tetapi kamu yang selalu memaksaku untuk terus berjuang menumbuhkan rasa.

Kurasa aku tak perlu menanam benih perasaan pada orang lain lagi, sebab dari kamu aku sudah belajar akan arti setia dan menjaga. Kita berpegang pada satu hati yang tepat. Dimana aku menatap tajam raut wajahmu, hingga aku tersadar kamulah yang selalu buat aku malu untuk bilang rindu

"Kata orang rindu itu berat, memang itu benar. Termasuk merindukanmu".

Semakin aku merindu, semakin itu pula hati ini berkata-kata yakin memilih mu bukan sekedar teman. Aku dulu fobia akan cinta, namun setelah sedikit berbincang denganmu. Saat itu aku sadar akan terpatrinya hati dan Terdistorsi nya rasa yang masih saja aku keliru pada kedua nya.

Kau harus bisa memungkinkan hati, pada ujung rindu yang tenggelam untuk menampakan sabda. Halunan bukan sekedar kata-kata aku mencintai saja, tetapi ada rindu yang sudah menjelma saat kau menampakkan diri didepan ku sebagai representasi bahagia.

"Bahagia itu, saat kata-kata tak lagi beralas peka, tindakan tak lagi menginginkan suka. Tetapi saat kita sudah bisa mengisi kekurangan, termasuk setia, cukup itu saja"
"W"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun