Mohon tunggu...
wahyu aji
wahyu aji Mohon Tunggu... -

seorang pembelajar, pekerja, sekaligus praktisi di bidang komunikasi dan sosial. juga, seorang suami dan ayah Satria :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nak ...

10 Desember 2009   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:59 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak,bapak ingin kau belajar dari alam,bermain dengan sekeliling.
Agar ototmu kuat,akalmu cerdik,& hatimu lembut.

Bapak akan senang kau berlari ke sawah,bermain layangan. Sambut hujan bersama kawan2mu,berguling hingga berlumpur.

Kau boleh mandi di kali,belajar menyelam mengejar ikan bersama sebayamu.
..... Semoga kau bisa berenang pertama karena sungai. Bolehlah stlh mahir mencoba swimming pool atau water boom di taman2 rekreasi.

Kau jg seharusnya mahir bermain kelereng.Catur.Bahkan kasti.Menang kalah adalah biasa.Justru semakin kau sering kalah dg kepala tegak,semakin kau siap menang dg terhormat.

Selepas sembahyang ashar. Kau boleh saling kejar bersama teman2mu hingga hutan kecil di punggung bukit desa sebelah sana.
Masuklah semak2,bermain petak umpet sepuasmu. Atau bermain perang2an hingga kulitmu tergores duri rumpun bambu.
Buatlah senjata dari kayu,ranting,atau biji jambu. Pimpin tim-mu dg gagah berani,terlibatlah baku tembak dg sahabat2mu yg berperan sebagai pasukan musuh.
Jangan takut luka,bapak tak akan marah kok.Mungkin hanya ibumu yg khwatir kalau kau pulang ke rumah dg darah mengucur.Tapi yakinlah,dg segenap energi cintanya ia akan menyembuhkanmu.

Kau boleh bermain sepuas&sebosanmu hingga senja.Setelah itu semoga kau akrab dengan sebayamu lgi,belajar mengaji.
Di rumah,berhati2lah krn ibumu pasti akan mengecek hafalan ayat2 qur'an-mu. Setelah itu Bapak akan beradu pintar dengamu soal aljabar&ilmu2 sosial.

Nak,duniamu nanti pastilah tak seperti duniaku ketika dibesarkan.
Bisa saja kau semakin sulit menemukan keramahan,apalagi persahabatan. Kecanggihan akal dan kalkulasi ekonomi telah menggeser nilai2 budaya,bahkan mgkin jg agama.

Kau akan belajar sejarah tentang pengorbanan,tapi sekelilingmu saling makan.
Kau belajar menulis,tapi tanganmu semakin kaku memegang pena, pensil dan penghapus.

Kau belajar teknologi yg mengagumkan,marketing yg memikat,psikologi yg empatik,komunikasi multibahasa yg canggih,tetapi sgt mungkin kau jarang bercakap dg orang2 di dekatmu kecuali lewat ICT yg smakin nyata.

Nak,sebelum semuanya harus kau hadapi seperti terjangan tsunami yg tak kenal ampun....
Kenalilah alammu,sekelilingmu. Kau jg harus tau asal-usulmu,sepupu,pak lik,budhe,uwak,amang,bibi,
kakek,nenek,buyut hingga leluhurnya buyut.
Tak hanya kenal,tapi kau harus menyuburkan cinta.

Kau jg seharusnya sgt menghargai persahabatan,pertemanan.Jgn mudah lalai terhadap smua jasa org. Siapapun dia jangan pilih2. Tak peduli ia hanya memberimu secuil senyum.Tak peduli ia hanya seorang penjaga kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun