Mohon tunggu...
Wahyu Agustian
Wahyu Agustian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sulit tapi bisa! 10/90

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya di Balik Jas Rapi Terhormat

29 November 2021   20:17 Diperbarui: 29 November 2021   21:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa, maka tak heran bangsa Indonesia mempunyai ragam budaya. Namun ada satu budaya yang tidak memiliki silsilah dengan suku bangsa manapun di Indonesia namun budaya tersebut cukup mengakar, sulit dihapus dari sejarah, dan tentunya tidak termakan oleh zaman yang semakin canggih ini. Iya budaya tersebut bernama KORUPSI.

Budaya yang sudah menjadi rahasia umum ini sangat sulit rasanya dihapus dari sejarah bangsa Indonesia. Korupsi seperti bersembunyi dibalik Jas Rapih para pejabat. Bagaimanapun motifnya tapi korupsi tetaplah menjadi kotoran dalam pemerintahan. 

Namun akhir-akhir ini kita kembali dibuat jengkel oleh diskon hukuman para koruptor. Di tengah pandemi dan krisis ekonomi seperti ini, para kotoran dalam pemerintahan masih saja mementingkan ego dan kepentingannya sendiri.

Merdeka, merdeka, merdeka ! nyatanya ucapan tersebut hanyalah sebatas slogan agar dianggap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Istilah bambu runcing dalam kata kata manisnya hanya sebatas ucapan yang dibawa-bawa, tanpa menggali lebih dalam lagi makna dibalik bambu runcing. 

Bambu runcing yang memiliki makna luruskan niat dan yakinkan dalam hati dan pikiran bahwa kita bakal menjadi bangsa yang merdeka dari jajahan hawa nafsunya. Memanfaatkan kursi jabatan untuk mencapai kepentingan pribadi daripada mengedepankan kebutuhan bersama menurut saya hal itu sangat pecundang.

Beberapa media juga menyoroti kasus korupsi yang akhir-akhir ini sedang hangat, dari kasus korupsi bantuan sosial, kasus korupsi jaksa pinanki, hingga kasus Djoko Tjandra. Terlebih kasus kasus ini medapat diskonan dari pengadilan. Keputusan tersebut membuat masyarakat semakin bertanya-tanya. 

Hal ini membuat turunnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap perangkat pemerintahan, ketidakadilan hukum kepada "oknum-oknum elit" membuat masyarakat kelas bawah sakit hati. Dengan sadar masyarakat kelas bawah sebenarnya belum merasakan apa itu merdeka secara utuh.

Lagi lagi korupsi seperti sudah menjadi suatu identitas, tidak pas kalo ngomongin pemerintahan tanpa korupsinya, dari beragam budaya yang dimiliki Indonesia rupanya budaya korupsi menjadi yang konsisten dan tidak pernah hilang hingga saat ini. 

Padalah budaya korupsi tidak pernah ditulis dalam sejarah budaya di Indonesia, tidak pernah disosialisasikan kepada para intelektual, tidak pernah dipentaskan di event-event pemerintah. Tetapi tetap saja mungkin korupsi menjadi budaya yang paling eksis diantara ribuan budaya lainnya yang ada di negeri ini.

Sepertinya memang benar seperti yang saya tuliskan diawal tadi, bahwa "Merdeka" hanya menjadi slogan, hanya untuk eksistensi semata. Bambu runcing terlalu dilangitkan, tidak membumi, bahkan sangat jauh sekali. Hal yang sangat berbahaya dari budaya ini tentu ketika masyarakat sendiri hanya memilih diam dan seperti memaklumi atas terbentuknya budaya ini. Sangatlah berbahaya ketika masyarakat mendengar berita tentang kasus korupsi dan hanya mengucap "AH SUDAH BIASA"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun