Mohon tunggu...
Wahyu Priacane Agara
Wahyu Priacane Agara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang

067

Selanjutnya

Tutup

Money

Tren UMKM Thrift Yang Kini Digandrungi Anak Muda

18 Januari 2022   23:41 Diperbarui: 18 Januari 2022   23:54 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Untuk beberapa tahun kebelakangan bisnis jual beli pakaian bekas semakin marak dilakukan dilingkungan anak muda yang ingin memulai untuk membuka usaha sendiri dan untuk mencari pengalaman. dalam bahasa indonesia kata thrift  mempunyai arti yaitu HEMAT,  yang  berarti usaha bisnis pakaian bekas atau yang biasa disebut thrift Shop/ thrifting ialah menjual barang barang bekas yang berasal dari luar negri ataupun dalam negeri yang kondisinya masih bisa dibilang sangat layak pakai dan secara kualitas pun masih sangat bagus/ baik.  

           

            Kegiatan bisnis thrift ini mulai masuk/ dikenal di  indonesia sejak 2013. Thrift shop yang dulunya hanya menjual pakaian pakaian bekas seperti celana, baju, jaket. Kini makin berkembang dan bervariasi seperti menjual sepatu, tas, dll. Dalam melakukan bisnis ini tidak hanya bisa dilakukan dengan membuka offline yang biasanya banyak ditemui di kota kota besar yang menjadi tujuan para mahasiswa, kini  untuk bisnis thrift bisa dilakukan tanpa adanya offline store, hanya dengan bermodalkan membuat akun media sosial/ toko online dan  menguploadnya, bisnis ini pun bisa dilakukan. Tak heran, hingga saat ini bisnis jual beli pakaian bekas/ thrift semakin banyak digandrungi para anak muda dan serta alasan mereka anak muda yang lebih memilih usaha thrift dibanding usaha yang lain ada yang dikarenakan memiliki pakaian yang masih sangat layak pakai dan bagus tapi bingung harus dikemanakan sehingga memilih untuk dijual dan laku jadi meneruskannya lagi sampai berkembang hingga saat ini, dan serta memiliki passiondi dunia fashion dan hobi untuk memburu barang bekas yang masih memiliki nilai jual tinggi dan kualitasnya yang bagus lalu ingi menjualnya kembali dan sebagai langkah awal untuk memulai bisnis sendiri. Lantas, apakah bisnis ini menjanjikan? Dan apa sih kesulitannya?.

            Untuk memulainya usaha bisnis ini terbilang cukup sederhana seperti usaha thrift shop yang sekarang sedang dijalankan oleh yashinta dan kakaknya @jualnggaya yang dimulai sejak 2 tahun lalu mereka mengambil/ membeli “ ball thrift” yang berasal dari korea dari agen di Bandung seharga 1 ball berisi 120-150 pcs yaitu sebesar 6 jutaan. Lalu disortir dengan tergantung kualitasnya dan dijual kembali dengan mengambil keuntungan sebesar 5-10% tergantung barang yang diterimanya. Dan bisa juga seperti Enrico Aldy @second1n_aja yang memulai usahanya dari juli tahun lalu mengambil/ membeli barang jualannya secra acak dari pasar baju bekas dan dari thrift shop lain.lalu memenjualnya kembali dengan mengambil keuntungan dari tiap barang jualannya sekitar 20-150 ribu tergantung dari barang dan brand apa yang dijual.

            Dan dari usaha berjualan barang barang bekas, mereka mengaku dapat meraup keuntungan sekitar 150 ribu – 5 juta tergantung dari banyaknya penjualan yang mereka peroleh selama 1 bulan.  Dibalik penghasilan tersebut ternyata ditemui banyak kendala seperti banyaknya persaingan seperti banyak thrift shop baik yang sudah besar maupun kecil memiliki barang dengan kualitas yang lebih baik dan menarik konsumen yang banyak sehingga harus pintar pintar memilih barang jualan yang lebih baik lagi, dan serta banyaknya orang yang masih menganggap bahwa pakaian bekas yang ditawarkan para pelaku usaha ini belum dikatakan layak pakai.

            Jadi apakah bisnis umkm menjual barang/ pakaian bekas ini bisa terbilang menjanjikan?. Menurut mereka pelaku usaha umkm yang menjual barang/ pakaian bekas. Dalam bisnis umkm jual beli barang/pakaian bekas bisa disimpulan bisa menjanjikan atau tidaknya tergantung dari berkembangnya zaman, tren bisnis/ pasar yang terus berubah . namun untuk saat ini tren bisnis ini cukup luas pasarnya.  namun harus disertai dengan bekal yang sangat luas dalam bisnis thrift karena banyak hal yang perlu diperhatikan lebih dalam seperti dari pemilihan barang untuk dijual.

Oleh : Wahyu Priacane Agara, Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun