Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Perhubungan Abadi

15 Oktober 2014   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bintang-bintang telah kembali
nyala lampu mulai bertebaran
langit gelap, sensasi kerlip di sana
semakin lelah tubuh ini, kusandarkan dalam bidangnya bahumu
kamu dalam diammu, aku dalam diamku

Telah lama aku membuai nikmatnya cintamu
terlukislah segala keindahan yang tak berkesudahan
aku tersenyum, tertawa, berteriak, menyapa, bercanda
mengingat semua peristiwa yang mengelibat tiba-tiba

Beberapa waktu lalu
sekilas wajah cantik rupawan menjelma dewasa
ia dulu kecil lucu dengan rambut ikal panjang sebahu
sebentar lagi ia sweet seventeen
bertanya padaku, "Bunda, apakah aku telah dewasa?"
lalu aku berusaha bijak menjawab, "Nak, kau semakin matang, jaga dirimu baik-baik."

Sang ayah tak mau kalah, menggodanya, "Awas, ada cowok temanmu kemari, hadapi dulu ayahmu."
ia yang dulu kecil lucu dengan rambut ikal panjang sebahu hanya tersenyum

dan berkata," Ah, ayah, aku bisa jaga diri."

Hanya aku saja, mengingat, saat itu kamupun -sang Ayah- dulu pernah mengalaminya
menghadapi bapak yang galak tapi bijak
akhirnya luluh karena kehalusan budimu
"Terimalah cintaku," begitu katamu
lalu kita bergerak cepat meraih hati dan mengikrar janji

Bintang-bintang telah kembali
kini bulan mengekor untuk menampakkan indahnya cahaya
kamu merengkuhku, mendaratkan ciuman di kening
hening, akupun sukacita
kamu berkata, "Cintailah aku, walaupun mungkin tak selalu mulus jalannya."
aku hanya tertunduk malu bagai remaja yang jatuh cinta, kembali

Kualihkan perhatianku pada bintang-bintang
semakin menyala berkelip di sana
hatiku berkata, “Tetapi memang, berada di dekatmu adalah suatu kenyamanan abadi.”
menyenangkan meski kadang tak selalu senang
ada aliran kesedihan yang tiba-tiba datang
meski tak selamanya sedih selalu datang

lalu berganti suka yang sebagaimana adanya

Sayang, aku ingin mencintai,
memilikimu dan membahagiakanmu tak hanya semalam
bermalam-malam penuh cerita
kau akan selalu di hatiku, meski lelah jiwa dan raga

tak akan terasa jika di dekatmu

Bintang-bintang telah kembali
awan putih nampak gelap berbalik bercahaya tertempa sinar bulan malam ini
aku terlelap dalam bahumu
serta mendengar bisikmu yang syahdu, "Sayang tidurlah selalu di sisiku, aku mencintaimu"
selanjutnya hanya hening, aku bahagia

Bintang-bintang telah kembali
akan tetap kembali dan memenuhi janjinya

Tidur, tidurlah, dalam buaian sang malam
menanti sang fajar, menyongsong matahari esok, akan lebih ramah dan bersahabat
dalam kelibat hari-hari,

aku ingin mencintaimu dan seterusnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun