[caption caption="Kau, Aku, Ada"][/caption]
Â
"Berhenti!" serumu.
Aku menengok ke arahmu. Wajahmu seperti orang ketakutan, menatap nanar ke arahku. Seketika langkahku terhenti demi mendengar teriakanmu itu. Aku melihatmu, menatap tanya.
"Mengapa kau menghentikan langkahku? Aku hampir saja sampai ke arahmu. Aku rindu padamu, bukankah kau juga merinduku?"
Kau bergeming, tetap dalam posisimu, mencoba menghentikan langkahku.
"Berhentilah! Aku tak merindumu, aku membencimu!"
Wajahku seketika memucat, kaget mendengar perkataanmu. Meskipun aku sering tersekat-sekat oleh rasa hancurnya hati, ketika betapa seringnya kau mengatakan itu, tetapi tetap saja aku selalu kaget.
Aku merindumu, aku mencintaimu, entah berapa kali aku mengatakan itu padamu. Aku mengenalmu, aku tahu namamu, aku tahu kesukaanmu, aku tahu segalanya tentangmu. Aku... aku sangat mencintaimu. Aku mengagumimu! Ayolah, berpalinglah padaku, sekali saja!
Gerakan tubuhmu mulai menjauhiku. Kulihat ragu-ragu dari sorot matamu. Kau tak seperti biasanya, tampak berbeda. Bahkan nada suaramupun serak agak berat, tak sama seperti hari-hari sebelumnya. Entah apa yang ada dalam pikiranmu.
***