Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Bersamamu, Kebahagiaan yang Sesungguhnya

16 Maret 2016   17:22 Diperbarui: 16 Maret 2016   17:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: Dokpri"][/caption]Minggu ketiga (terinspirasi lagu)

"Kakaaaak... cepetan mandinya! Adiiik... ayo, lepasin hapenya, buruan siap, sudah ditunggu Ayah!"

Bunda selesai mengepak barang bawaan. Hari libur, hari yang ditunggu sejak kemarin. Liburan kali ini, menuju pantai. Minggu kemarin ke bukit. Sekarang saatnya ke pantai.

Ayah mempersiapkan kendaraan, berusaha membuat nyaman penumpangnya, apalagi kursi yang ada di sampingnya, adalah singgasana Bunda, orang yang dicintainya sejak dulu hingga sekarang.

"Bun, sudah siap? Singgasananya sudah menunggu!"

"Bentar, yah. Tinggal nunggu Kakak lama banget turunnya. Mungkin sedang memakai bedak." Ayah terbahak mendengar kata Bunda. Kakak, gadis ABG, pantas jika lama saat dandan. Sedangkan Adik, telah menunggu di mobil, di kursi belakang, seperti biasanya, tak lepas dari hape.

Akhirnya, saatnya berangkat, hingga sampailah mereka ke pantai. Deburan ombak yang berlomba menuju garis pantai, seakan membuat penasaran.

Bunda melihat wajah ketiga orang yang baru bersenang hati. Ketiganya adalah orang yang ia cintai. Ayah, adalah seorang yang bisa merebut hatinya saat ia masih gadis. Entah kenapa, dahulu, ia bisa jatuh hati padanya. Dan terbukti, Ayah mampu membahagiakannya. Sedang anak-anaknya, memberi kesempatan, menjadi orang bermakna dan nyaris sempurna, sebagai ibu. Heem.. aku, adalah wanita paling berbahagia di dunia.

"Auuuw..."

Ternyata air laut terkena wajah Bunda. Ayah, Kakak dan Adik tertawa riang, berhasil membuat kaget Bunda.

Semarang, 16 Maret 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun