Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

{G5} Gana and Me

3 Mei 2016   13:36 Diperbarui: 3 Mei 2016   14:43 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

{G5} Gana and Me

Siang itu aku masih berkutat dengan pekerjaanku. Masih meeting dengan beberapa teman my bos. Duh, mengapa tak segera selesai, aku harus menemui seseorang. Beberapa kali aku menengok arloji. Uuuff...aku mengeluh dalam hati, apalah aku ini, saat aku tak bisa pamit untuk memenggal pertemuan ini. Heem.. akhirnya, selesai juga. Tapi.... hei, kenapa meetingnya pindah tempat sih? Alasannya untuk makan siang. Aduh, padahal aku sudah ingin bertemu dengan seseorang, yang sudah aku impikan sejak lama. Dia adalah teman penulisku, yang jauh-jauh datang dari Jerman ke Semarang untuk menemui teman-temannya. Terpaksa bulat tekat, aku pamit. Akhirnya aku bisa juga, meski dengan nada terpaksa, my bos mengijinkan, bahkan mau mengantar sampai tujuan, meski dengan perjanjian pulangnya tak dijemput dan harus pulang sendiri. Ya baiklah, aku kan bisa naik taksi.

Dear Gana,
Dikaulah yang ingin aku temui. Aku memang bukan siapa-siapa. Bukan seorang pegawai, bukan pula pengusaha. Aku hanyalah seorang asisten pribadi my bos. Tapi sibukku kadang melebihi pegawai. Hehehe... Lagi pula, aku jarang bepergian sendirian kecuali terpaksa dan darurat. Nggak bisa nyetir. Hampir tak pernah naik angkot. Kuper deh... Tapi kali ini aku ingin menemuimu.
Dengan deg-degan, aku menuju tempat yang kau sebutkan. Well, sampailah aku di tempat itu. Segala tempat di sini, aku tak pernah asing, karena di kotaku sendiri, hampir semua tempat pernah aku kunjungi. Meski aku kuper, tapi bukan berarti tak pernah pergi. Cuma kalau pergi tak pernah sendiri.
Sesampainya di tempat, aku celingak celinguk, mencarimu. Kulihat orang berlalu lalang, tapi itu bukan dirimu. Aha! Itu kamu! Tak sulit untuk mengenalmu, meskipun kita belum pernah bertemu sebelumnya. Beberapa kali aku pernah melihat fotomu di media sosial, serasa hafal di luar kepala.
"Haiii... Gana, aku Wahyu," kataku.
Awalnya aku begitu ragu, tak pede, karena penampilanku yang awut-awutan tak sempat berbenah dari tempat meeting tadi. Tapi ternyata dikau adalah seorang yang ramah. Setelah berbincang-bincang, aku jadi tahu, dikau adalah orang yang baik, ramah dan tidak sombong (pastinya rajin menabung ya... hehehe...)
Kita bertemu, dan itu adalah suatu kebahagiaan tersendiri buatku. Aku yang biasa bertemu dengan seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan, kali ini bertemu dengan seorang teman, yang kala itu belum pernah bertemu. Istimewa, sangat istimewa. Aku bangga padamu. Paling tidak, aku bisa bercerita pada anakku, bahwa ibunya memiliki teman yang tinggal di Jerman dan bisa bertemu. Hehehe... maklumlah, ibunya kuper banget, hampir jarang memiliki teman...

Dear Gana,
Kata pepatah, jika ada sumur di ladang, boleh aku menumpang mandi, jika ada umurku panjang, bolehlah kita berjumpa lagi...

Tentu saja...

Aku berdoa, semoga di negeri sana dikau senantiasa sehat, selalu baik, dan bahagia bersama keluarga kecilmu. Siapa tahu, kita bisa bertemu kembali... ihiks.. Aamiin..

Dariku,
Wahyu Sapta (si kuper)

****

Hari itu, menjadi kian memburuk, ketika aku menyaksikan dengan kepalaku sendiri, bagaimana aku bertemu dengannya, di tempat yang sama, untuk menemui orang yang sama, yaitu kamu. Lalu aku bertanya dalam hati, bagaimana bisa, dua orang yang berbeda, tetapi memiliki maksud dan keinginan yang sama, yaitu menemuimu?

______________

Zzzzzzzzzzzzzz..........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun