Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Di Lebaran nan Fitri, Basuh Hati Kembali Suci

15 Juli 2015   22:08 Diperbarui: 16 Juli 2015   09:14 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: kartun.co

Di Lebaran nan fitri, membasuh hati kembali suci. Aura itu telah kentara di setiap sudut relung hati Sasti. Ia hanya berharap, bahwa lebaran kali ini, akan semakin membuatnya mantap untuk menjadikan dirinya menjadi manusia yang lebih bersih dan semakin membaik. Bukan tanpa alasan ia berharap demikian. Ia yang mengharap kebaikan di lebaran tahun lalu, hanya seumur jagung, hanya sebentar dan ia kembali terpengaruh kembali untuk memasuki dunia kelamnya. Bayangkan, iming-iming keuntungan yang banyak telah membutakan hatinya kembali. Padahal ia telah berjanji akan menjauhi dunia itu. Ia mendekati kembali dunia riba. Dunia itu, yang membuatnya memiliki banyak harta, tapi tidak berkah. Ia juga lebih cemas dan was-was. Dunianya tak membuatnya tenang dalam menjalani kehidupan.

Di tahun yang lalu, saat ia ingin melepaskan belenggu syetan, ia mampu mengatasinya dan kembali membuat hatinya tenang. Tapi ternyata bujukan syetan lebih kuat, saat ia benar-benar terjepit kebutuhan hidup, harus mengobati penyakit anaknya yang tak kunjung sembuh. Ia kembali menggeluti dunia lamanya. Membungakan uang. Ia meminjamkan uang kepada seseorang yang membutuhkan uang, dengan syarat orang tersebut mengembalikan uang dengan menambah jumlah uang yang semula dipinjamkan. Hampir sepuluh persen dari jumlah pinjaman uang. Dengan sedikit bujuk rayu, ia merayu tetangganya, agar meminjam uang darinya.

Mula-mula ia senang, saat menghitung keuntungan yang ia peroleh dari bisnis haramnya ini. Tapi lama-lama hati kecilnya menolak. Apalagi, saat melihat anaknya, ia mulai ragu, apakah yang akan terjadi pada masa depan anaknya, jika selama ini harta ia peroleh dengan cara yang tak halal, membentuk darah di urat nadi anaknya. Ia takut dan tak tenang.

Aku harus bisa, aku harus bisa! Lalu saat Ramadhan tahun ini, ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk bertobat. Ia menjadi rajin mendatangi majelis taklim untuk mengikuti pengajian-pengajian. Ia menimba ilmu agama, dari ustadz dan ustadzah. Bukan tanpa godaan, bahkan ini lebih berat daripada saat dulu ia mencoba bertobat dan akhirnya gagal. Ia merasa membohongi diri sendiri dan Tuhan. Ia menjadi merasa sangat berdosa.

Tiba-tiba hidayah datang, ia benar-benar ingin meninggalkan dunia lamanya dan kembali ke fitrah. Ia memiliki ide untuk membuat bisnis jahit menjahit. Dari awal. Dan beruntungnya ada temannya yang mau membantu dirinya, dengan memberikan modal yang lumayan, padahal pada saat itu ia mulai terjepit dan nyaris putus asa. Ia berdoa kepada Allah Yang Maha Penyayang. Terus ia lakukan setiap malam di sepertiga malam, ia bermunajat. Ia yang semula merasa dirinya sangat kotor, karena merasa begitu banyak dosa yang ia perbuat selama ini. Tapi apa yang terjadi, dengan kesungguhan hati dan kemauan yang keras, ia terus bermunajat tanpa rasa lelah. 

Saatnya tiba, ia bisa memulai bisnis konveksi, lancar seperti dimudahkan oleh Allah. Ia bersyukur, tak sampai terjerumus jauh dalam kesesatan. Uang yang yang ia hasilkan  melalui riba, ia sumbangkan ke masjid yang sedang dibangun, letaknya jauh dari rumahnya.

Dan di hari lebaran nan fitri ini, ia telah menjelma menjadi manusia baru. Ia terus berdoa, akan tak tersesat lagi di jalan yang salah dan merugikan bnayak orang. 

Sasti bernafas lega, ia merasa lebih tenang dan tidak merasa was-was. Apalagi ia sekarang mulai memakai hijab. Ia merasa terlindungi dengan hijabnya, karena ia akan merasa sungkan apabila berbuat yang tidak sesuai dengan agama. Alhamdulillah. Ia selalu mengucapkan syukur, bahwa ini adalah suatu anugerah, yang tidak semua orang bisa memperolehnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Do'a itu adalah ibadah."

"Apabila kamu memohon, maka mohonlah kepada Allah, apabila kamu meminta pertolongan, maka minta pertolongan lah kepada Allah."

(15/07/15)

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun