Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Pink Alena

11 Februari 2016   11:40 Diperbarui: 9 Oktober 2018   18:24 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Kamu pernah merasakan patah hati? Aku pernah, berkali-kali. Tapi pada satu orang yang sama, yaitu kamu. Kamu mematahkan hatiku berkali-kali, sama seperti kamu membuatku jatuh cinta padamu, berkali-kali pula. Fifty-fifty.

***

“Alena, jangan begitu, ayo, kalau dengan om Dani, harus sopan ya,” kata Mama. Alena cemberut. “Selalu, mama seperti itu. Padahal Alena jatuh cinta dengan om Dani. Om Dani adalah pegawai Mama, yang memiliki usaha dalam bidang Landscape. Om Dani lulusan Arsitek, keren kan? Mana pandai lagi dia, sering bantu peer Alena kalau lagi kesusahan mengerjakannya. Tapi om Dani tidak pernah menganggap Alena. Itu yang bikin kesal Alena,” batin Alena

Bagaimana bisa Dani menganggap Alena? Alena gadis kecil, berkepang dua dan masih suka ngambek. Kelas tujuh! Sedang Dani berusia matang, duapuluh enam tahun.  Terpaut empat belas tahun. Ia menganggap bahwa Alena adalah adiknya yang lucu dan manja.

“Om Dani punya pacar?” tanya Alena suatu ketika. Dani hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Mata Alena berbinar dan mengatakan, “Berarti Alena punya kesempatan dong buat jadi pacarnya om Dani?”

“Emang Alena mau jadi pacar om Dani?”

“Mau,”

“Alena tahu, pacar itu apa?”

“Pacar itu berarti suka. Alena suka sama om Dani, berarti Alena pacar om Dani,” Dani tertegun sejenak. Dihelanya nafas dengan lembut.
“Alena, om Dani itu, sayang  Alena seperti adik, jadi, nggak bisa pacaran, kita adik kakak,” sahut Dani. Alena cemberut. Ia lari masuk kamar dan membiarkan Dani di teras rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun