Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tentang Kangen yang Tak Pernah Usai

19 September 2022   16:57 Diperbarui: 19 September 2022   17:28 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kakak terlalu memaksa diri, deh. Ntar cepet tua, loh. Sesekali kakak butuh healing," kata Intan suatu hari. 

"Lalu, siapa yang membiayaimu kuliah?" jawabku.

"Ih, kakak. Cukup kali, kak. Toh, aku bukan seorang gadis yang boros. Kakak tuh yang butuh diperhatikan. Ayok, besok kita ke pantai," pinta Intan memaksa.

"Tapi, besok kakak ada janji mau melatih anak-anak."

"Bisa dipending kali, kak. Ayolah, kakak butuh suasana lain. Siapa tahu nanti saat di pantai kakak bisa dapat ide, nih," rayunya.

Jika sudah begitu, siapa yang bisa menolak ajakan Intan? Rayuan tentang mendapatkan ide untuk sebuah tarian membuatku luluh.

"Baiklah," jawabku.

Intan melompat girang. Aku memandangnya penuh kasih sayang. Intan adalah adikku satu-satunya. Tak bisa kubayangkan jika aku harus kehilangannya. 

***

Suasana pantai sungguh membuatku sedikit segar. Irama alunan ombak membuatku rileks. Benar kata Intan, bahwa aku memperoleh ide menari ketika mendengarnya. Menjiwai setiap ketukannya, membuatku seperti melamun.

Tiba-tiba pikiranku pecah. Sungguh, ini tentang seseorang. Aku pernah datang ke sini dengannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun