Meski aku hanya bisa memandang wajahnya yang manis. Naura tak melirikku sama sekali. Arah matanya hanya pada acara drakor kesayangannya.Â
Baiklah. Kali ini aku kalah. Tembakanku meleset.Â
"Tunggu nanti, ya Naura. Aku bakalan ungkapkan semua isi hatiku padamu!" seruku dalam hati. "Kamu bakalan klepek-klepek deh oleh rayuanku."
***
Hari berlalu, malam minggu datang kembali.Â
"Wibi, kamu mau nggak lihat drakor di tivi?" ajak Naura.Â
Apaan nih, Naura. Masak cowok nonton drakor?
"Ayolah,"
Baiklah, demi Naura, apa sih yang tidak.
Satu menit, dua menit. Satu jam berlalu.
***