Nuansa lebaran masih terasa. Bahkan di beberapa tempat, saling berkunjung antar saudara masih dilakukan. Mumpung nih, lebaran tahun ini diperbolehkan untuk bersilaturahmi, setelah dua tahun lebaran dilarang karena adanya pandemi.
Saling bermaaf-maafan, meleburkan salah menjadi nol-nol. Kangennya numpuk-numpuk. Bersalam-salaman, cipika-cipiki dilakukan. Eit! Tetap harus menjaga prokes, ya. Terutama memakai masker. Jangan lengah.
"Kosong-kosong, ya." Begitu biasanya yang dikatakan saat kita bersalaman. Lalu senyum pun mengembang lega, karena kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja melebur dan menjadi kosong.
Nggak terasa nih, lebaran sudah hampir H+7. Nah, saat memasuki hari ke-7 lebaran, biasanya masyarakat Jawa menyambutnya dengan Bakda Kupat atau Lebaran Ketupat, yaitu seminggu setelah lebaran.
Perayaan Lebaran Ketupat ini adalah tradisi lebaran dari masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun menurun. Berdasarkan istilahnya, Bakda sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya setelah. Sementara Kupat adalah bahasa Jawa dari Ketupat.Â
Konon, perayaan Bakda Kupat juga menjadi perayaan dan wujud syukur berakhirnya puasa 6 hari di bulan Syawal. Bakda Kupat memiliki makna persatuan sebagaimana janur kelapa yang dianyam-anyam, yaitu ketupat.
Ketupat bisa menjadi simbol cerminan berbagai kesalahan manusia yang diperbuat, jika dilihat dari rumitnya anyaman ketupat. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa ketupat ini adalah lambang dari kesucian hati. Terlihat dari warna putih saat ketupat tersebut dibelah.
Nah, di Kota Pati, dalam merayakan Bakda Kupat atau Lebaran Ketupat memiliki sajian istimewa yang favorit loh. Pada hari itu, mereka memasak Semur Bandeng Pedas sebagai teman ketupat.Â
Hidangan ini berkuah mlekoh merah berminyak, lezat tentunya. Rasa pedasnya, membuat sajian ini sebagai makanan yang selalu diingat dan banyak dikangeni. Apalagi saat lebaran seperti ini.
Nggak ada salahnya nih, saya mencoba memasak Semur Bandeng Pedas khas Kota Pati ala me untuk dibagi di sini. Siapa tahu resep ini bisa dicoba di rumah, dan dicicipi bagaimana rasanya kurang lebihnya.