Menjadi seorang ibu, haruslah pintar dan kreatif ketika menyajikan menu masakan harian untuk keluarga.Â
Mengatur menu, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan, tetapi tetap bisa memenuhi gizi keluarga. Tidak mudah memang, maka itu diperlukan kreativitas.
Kadangkala kita perlu memasak lauk yang memakai bahan daging-dagingan. Tetapi tidak harus setiap hari. Lain hari, diperlukan juga menu variatif agar tidak bosan. Misalnya menu makanan yang tidak berasal dari bahan daging. Tempe, tahu, telur, atau jamur, yang harganya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan daging.
Menu harian tanpa daging, disamping lebih berhemat, juga bagus untuk kesehatan. Tubuh akan lebih sehat, jika tidak melulu menerima makanan yang berdaging. Karena kita kadangkala juga memerlukan asupan gizi dari bahan nabati, agar seimbang.
Teringat saya pada saat anak-anak masih kecil dan masih dalam masa pertumbuhan. Mereka suka sekali dengan menu lauk daging ayam. Baik itu digoreng atau dimasak berkuah. Apapun jika ayam, mereka akan lahap memakannya.
Maka untuk mengenalkan mereka pada menu lainnya, saya menyiasati makanan untuk sehari-hari dengan berbagai cara. Misalnya, memberi bentuk yang menarik saat menyajikannya. Bentuk bunga atau bintang pada irisan wortel, agar mereka semangat saat menyantap sayuran wortel.
Atau saat saya mengenalkan jamur sebagai menu harian, saya mengatakan kepada mereka bahwa jamur adalah daging ayam dalam bentuk nabati.Â
Kebetulan di sekolah, mereka sedang mempelajari tentang nabati dan hewani. Mereka manggut-manggut hingga akhirnya tertarik untuk mencobanya. Hehehe.
Memang harus sedikit dipaksa agar mereka mau merasakan dan mencicipi jamur, agar mereka tahu dan akhirnya menyukai.Â
Mereka masih asing dengan bentuk dan penampilan jamur. Tetapi setelah mereka merasakan bagaimana lezatnya jamur, malah jadi ketagihan! Terkadang mereka mememinta saya untuk memasak jamur kembali. Nah, kan...Â