Adonan tepung cair ini, memakai bahan tepung terigu, telur, susu/santan, gula dan air. Pisang yang digunakan adalah pisang raja yang telah matang.Â
Leker memang enak jika memakai pisang raja, bukan pisang lainnya. Karena pisang raja memberi rasa manis yang khas pada leker. Merupakan perpaduan yang pas menurut saya.Â
Penjual leker bernama Pak Sugeng. Dulu sering mangkal di Jalan Supriyadi Pati, di depan sebuah sekolah dasar. Karena masa pandemi, maka jualannya berpindah di depan SPBU dekat Lapangan Joyokusumo Pati.Â
Dia juga menerima pesanan lewat grab. Jadi jika malas keluar rumah, masih bisa memesannya. Keren, ya. Terobosan yang patut diacungi jempol. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang. Pantang menyerah dan tetap berjuang, walau badai menghadang.
"Dulu hanya satu penjual leker di Pati loh, Bu. Saya yang paling lama. Sekarang banyak yang ikutan berjualan leker."
"Oh, ya? Dulu waktu saya kecil ada penjual leker depan SD."
"Oh, itu kakek saya. Sudah meninggal. Saya yang meneruskan ilmu jualan leker ini."
Oh, begitu ya? Memang sih, ketika saya kecil, penjual leker pada waktu itu sudah tua. Saya manggut-manggut mendengar ceritanya.Â
Tidak terasa, 20 buah leker pesanan saya sudah jadi. Harganya 40K. Perbijinya hanya 2K saja. Murah meriah. Aduh, saya jadi pengin cepat mencicipnya.Â