Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Leker Pisang Raja, Jajanan Legendaris Kenangan Masa Kecil yang Enak

9 Agustus 2021   06:32 Diperbarui: 9 Agustus 2021   17:17 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adonan tepung cair ini, memakai bahan tepung terigu, telur, susu/santan, gula dan air. Pisang yang digunakan adalah pisang raja yang telah matang. 

Leker memang enak jika memakai pisang raja, bukan pisang lainnya. Karena pisang raja memberi rasa manis yang khas pada leker. Merupakan perpaduan yang pas menurut saya. 

Penjual leker bernama Pak Sugeng. Dulu sering mangkal di Jalan Supriyadi Pati, di depan sebuah sekolah dasar. Karena masa pandemi, maka jualannya berpindah di depan SPBU dekat Lapangan Joyokusumo Pati. 

Pak Sugeng, penjual leker yang ada di Kota Pati. | Foto: Wahyu Sapta.
Pak Sugeng, penjual leker yang ada di Kota Pati. | Foto: Wahyu Sapta.

Dia juga menerima pesanan lewat grab. Jadi jika malas keluar rumah, masih bisa memesannya. Keren, ya. Terobosan yang patut diacungi jempol. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang. Pantang menyerah dan tetap berjuang, walau badai menghadang.

Leker Pak Sugeng bisa dipesan lewat online. Kalau mager, masih bisa menikmati leker. | Foto: Wahyu Sapta.
Leker Pak Sugeng bisa dipesan lewat online. Kalau mager, masih bisa menikmati leker. | Foto: Wahyu Sapta.

"Dulu hanya satu penjual leker di Pati loh, Bu. Saya yang paling lama. Sekarang banyak yang ikutan berjualan leker."

"Oh, ya? Dulu waktu saya kecil ada penjual leker depan SD."

"Oh, itu kakek saya. Sudah meninggal. Saya yang meneruskan ilmu jualan leker ini."

Oh, begitu ya? Memang sih, ketika saya kecil, penjual leker pada waktu itu sudah tua. Saya manggut-manggut mendengar ceritanya. 

Tidak terasa, 20 buah leker pesanan saya sudah jadi. Harganya 40K. Perbijinya hanya 2K saja. Murah meriah. Aduh, saya jadi pengin cepat mencicipnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun