Hari kedua puasa ramadan lalu, saya mengunjungi Goa Kreo yang ada di Kampung Kandri Gunungpati Semarang.
Saya sengaja berkunjung ke sana untuk refreshing sejenak di jeda waktu menjelang berbuka.
Memang kunjungan ini tidak untuk pertama kalinya, bahkan sudah berkali-kali. Ada hal yang membuat kangen. Ya. Monyet-monyet yang berada di sana. Mereka jinak menurut saya.
Baca juga: Monyet-monyet di Goa Kreo Ternyata Jinak
![Kangen memberi makan mereka. Foto: dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/19/screenshot-20210419-192013-607d8f76d541df291b5af812.png?t=o&v=770)
Seperti saya, yang sengaja datang hanya untuk memberi makan. Membeli kacang oven atau kacang rebus yang dijual di lokasi, kemudian mendekati monyet-monyet. Mereka mengerti, jika ada pengunjung, berarti juga membawa makanan. Meski tidak selalu.
![Saya sengaja datang ke Goa Kreo untuk memberi makan monyet yang ada di sana. Foto: dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/19/20210419-202656-607d90098ede483afe4266a2.png?t=o&v=770)
Masuk ke tempat wisata Goa Kreo ditarik tiket 6.500 rupiah per orang. Saya datang bersama kawan saya, 17.000 rupiah untuk dua orang sekaligus parkir. Kemudian saya parkirkan kendaraan dan membeli kacang di penjual sekitar lokasi wisata.
Ternyata hanya ada kacang garing dan bukan rebus. Habis, katanya. Baiklah, tak apa. Harga per plastiknya 12.000 rupiah.
Saya membeli dua bungkus kemudian saya taruh dalam tas kain. Selain tas tersebut, saya hanya membawa ponsel untuk memotret. Tidak membawa tas jinjing dan sengaja saya tinggal di dalam kendaraan.
![Refreshing di Goa Kreo sambil memberi makan monyet-monyet. Foto: dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/19/screenshot-20210419-191731-607d8ef1d541df293d7a98e2.png?t=o&v=770)
Bahkan pada saat itu ada pengunjung lain yang membawa botol minuman, mereka rebut dan meminumnya. Tuh, kan, meskipun jinak, mereka tetap usil.