Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Kamu

3 Januari 2021   09:50 Diperbarui: 3 Januari 2021   09:59 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Di luar sana, hujan melesap memberi tanda pada kubangan depan rumah yang baru saja terbentuk,
derasnya gemericik, bagai irama jazzy kesukaanmu.


Aku menatap langit dari jendela kamar yang gelap, cahaya bersembunyi di balik awan hitam yang mengelabu, serupa kabut yang tak mampu menembus gambar arah depan. Samar.


Aku sedang menunggumu pulang, seakan menghitung tetesan air yang mendetik, pelan, tik, tik, tik,
lama sekali.


"Apakah kamu tahu, aku menantikan kedatanganmu sembari mengantuk?" desisku nan pelan tertelan deru laju hujan.
Sedang hujan tak mau juga mereda sedikitpun, "Apakah kamu tahu, aku memikirkanmu tak berjeda?" desisku kembali.


Senyap.


Satu menit. Dua menit.


Aku harus menelponmu dan berkata: "Pulanglah! Sebentar lagi kopi untukmu menjadi dingin dan aku segera akan tertidur."

Semarang, 3 Januari 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun