Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Mengajarkan Saya tentang Arti Perempuan dan Menjadi Seorang Istri serta Ibu yang Baik

6 Desember 2020   16:39 Diperbarui: 6 Desember 2020   17:03 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu saya yang lemah lembut. Betapa saya merindukannya. Foto: dokumen pribadi.

Ibu yang mengajarkan saya, bagaimana menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Ibu mendampingi saya dalam proses hamil dan melahirkan. Ketika saya hamil untuk pertama kali, saya belum memiliki pengetahuan tentang kehamilan. Sedikit banyak, pengetahuan itu saya dapatkan dari ibu. 

Walaupun saya sudah banyak membaca pengetahuan dari majalah dan buku tentang ibu hamil dan anak, tetapi pengetahuan yang diberikan ibu tetap memberikan banyak manfaat. Karena kadangkala teori dengan prakteknya berbeda. Dan ibu saya, tentu saja sudah berpengalaman, dan saya belum sama sekali, alias nol pengalaman.

Ada hal yang tak bisa dan tak akan pernah saya lupakan. Dukungan ibu ketika saya menghadapi proses melahirkan untuk pertama kali. Tentu saja ketakutan melanda. Antara mampu dan tidak. Pada saat itu semangat sempat mengendur. Ibu mengerti. 

Beliau lalu mengatakan, bahwa ada dua nyawa yang harus saya pikirkan. Saya sendiri dan calon bayi. Ibu menyemangati, bahwa saya harus berani. Beliau berkata, "Tantangan sakit yang tak seberapa, nanti akan tergantikan dengan kebahagiaan, nduk. Lahirnya sang bayi, menghapus lelahmu. Hadapi takutmu. Kamu pasti bisa." 

Entah kenapa, semangat itu tiba-tiba memberikan kekuatan. Dan benar saja kata ibu. Sakit dan lelah terbayarkan. Kebahagiaan datang. Bahwa makhluk kecil yang sebelumnya berada di perut, kemudian terlahir, menjadikan naluri keibuan menyala. 

Ibu juga membimbing saya ketika masa nifas dan cara merawat bayi. Ibu yang memberikan saran, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat nifas. Karena sehabis melahirkan, biasanya seorang perempuan masih belum sepenuhnya sehat. 

Lalu bagaimana cara merawat bayi dan mempraktekkannya. Ketika mereka beranjak besar, terpikirkan bagaimana cara mendidik anak dengan baik, memberikan asupan makanan bergizi agar bertumbuh menjadi anak yang cerdas, sholeh-sholehah, berguna bagi nusa dan bangsa juga sukses di masa depan. Menjadi generasi bangsa yang bisa membuat kebaikan untuk semua.

Nah kan, betapa seorang ibu, kasih sayangnya tak akan lekang oleh waktu dan apapun. Bahkan ketika anaknya telah beranjak dewasa, berumah tangga, seorang ibu tetaplah menjadi ibu bagi anaknya. Ia akan selalu memikirkan demi kebaikan anak-anaknya. Tetap siap sedia ketika dibutuhkan.

Nah, ilmu pengetahuan tentang perempuan saya peroleh dari ibu. Juga bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik. Ibu adalah sekolah pertama dalam menimba ilmu dan pengetahuan tentang hal tidak saya dapatkan dari buku. Meski kadang tak terucap dengan kata, tetapi tindakan ibu sangatlah nyata. 

Saya berharap, apa yang dilakukan ibu, akan menjadi ilmu pengetahuan turun temurun dan bisa diwariskan. Ilmu yang saya peroleh dari ibu, bisa saya bagikan kepada anak perempuan saya, dengan curahan kasih sayang yang sama, yang pernah pula diberikan oleh ibu. 

Bukankah ini merupakan hal yang positif, dan bisa menjadi pengetahuan ditularkan secara turun temurun. Tak lekang oleh waktu, meski tak tertera dalam buku atau majalah. Pengetahuan itu nyata ada, dari seorang ibu yang sangat saya cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun