Lebaran sebentar lagi. Hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa di ramadan yang suci. Menahan lapar, dahaga, juga hawa nafsu. Menjaga ibadah, berperilaku santun, berlomba-lomba dalam kebaikan, bersedekah, hanya semata untuk menggapai ridha Allah semata.
Kemudian kita menjadi manusia yang baru, yang lebih baik dari bulan yang lalu. Meraih kemenangan dengan rasa syukur. Takbir menggema di hari raya Idul Fitri, mengagungkan Asma Allah. Semua bersuka cita, bergembira merayakan hari kemenangan.
Tak ada yang tak bahagia, karena pada saat itu, semua merasakan kenikmatan hari raya Idul Fitri. Meski dalam kondisi sederhana dan masa prihatin karena ada pandemi, masih bisa merayakannya.
Sejatinya kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri adalah kemenangan mereka dalam meraih taqwa dengan menjalankan puasa ramadan selama satu bulan penuh.
Taqwa adalah puncak kemenangan bagi orang yang beriman. Orang yang bertaqwa adalah orang menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Dengan demikian, manusia taqwa adalah manusia paripurna dan merupakan dambaan orang-orang yang beriman.
Perjalanan menuju insan yang fitri, bukanlah hal yang mudah. Bagi sebagian orang, ia bisa menjalankannya dengan ringan. Tetapi sebagian orang lainnya mengalami banyak kendala.
Bersihkan Hati untuk meraih Kemenangan
Puasa sejatinya bukan hanya menahan lapar dan dahaga. Tetapi juga harus mampu mengendalikan diri. Hal ini berkaitan dengan tabiat seseorang. Selama berpuasa, jika mampu mengendalikan diri, maka perbuatan dosa bisa dihindarkan.
Keutamaan berpuasa adalah menghapus perbuatan dosa dengan senantiasa berbuat kebaikan. Seperti sabda Nabi Muhammad saw, jika seseorang berbuat suatu dosa, sebuah titik hitam akan melekat dalam hatinya. Jika ia bertaubat dengan ikhlas, maka titik hitam tersebut akan terhapus. Tetapi jika tidak bertaubat, maka titik hitam tadi akan tetap melekat.
Membersihkan hati dengan berbuat baik dan menghindari maksiat di bulan ramadan tidaklah sulit, asal benar-benar dengan kesungguhan hati.Â