Siapa yang tidak kenal dengan Leya Cattleya di jagad Kompasiana ini? Beliau sangat populer. Peraih penghargaan Best in Opinion, People Choise, dan Headliner di Kompasiana Award 2019. Pasti tak ada yang tak mengenalnya. Tahukah? Mengenal Mbak Leya itu sesuatu yang membahagiakan.
Memang beberapa kali saya dan Mbak Leya hanya bertegur sapa lewat media sosial, di Kompasiana, FB, IG, dan WA. Pengin bertemu dan belum kesampaian. Hingga, pada tanggal 3 Januari 2020 sore hari, saya pun bisa bertemu dengan Mbak Leya.
Kesan pertama yang langsung ada di benak saya pada saaat itu adalah, beliau sangat inspiratif, bersahaja, dan keren. Wow! Ternyata bukan hanya di tulisannya saja.
Kesan itu juga tampak pada diri seorang Leya Cattleya. Pengetahuannya yang luas, open minded, cerdas. Masih ada lagi, low profile, cantik, dan baik hati. Paket komplet deh pokoknya.
Beberapa waktu lalu saya dijapri Mbak Leya, untuk ikut mengisi acara EMPU, Pameran Kain dan Serat Pewarna Alam dengan membaca puisi. Saya bilang, "Mbak suaraku ki lembut, pelan nggak bisa cetar." Dia menjawab, "Ora popo mbak. Nanti ada yang bacakan. Mbak Wahyu yang bikin puisinya."
Nah, kapan lagi bisa bertemu dia? Acaranya juga berlangsung di Semarang, tidak jauh dari rumah saya. Maka saya iyakan. Tipenya yang pemberi semangat ini saya suka.Â
Acara pameran berlangsung dari tanggal 4 sampai 9 Januari 2020, berlokasi di Jalan Indraprasta 74 Semarang. Terbuka untuk umum.
Pameran yang bertujuan hendak merayakan kegembiraan dan keberlanjutan kerja perempuan artisan dan penggerak kain tenun dan serat dengan pewarna alam menarik perhatian saya.Â
Acara diisi dengan pameran, lelang, gelar wicara talk show, diskusi  dan dialog seni dan budaya, dan kelas belajar kain dan serat berpewarna alam, juga pemutaran Film EMPU dan dialog akan menjadi bagian dari program.