Oya, informasi juga, jika ingin mengadakan acara, seperti acara reuni atau halalbihalal seperti ini, setiap anjungan bisa disewa atau booking tempat. Harganya tergantung lokasi. Untuk Anjungan Kota Magelang seharga 300.000 ribu rupiah.Â
Dengan luas gedung kurang lebih berkapasitas 50 orang dengan duduk lesehan. Sedangkan karpet atau tikar dan fasiltas lainnya membawa sendiri. Juga tiket masuk, tetap harus membayar per orang. Harga tiketnya 10.000 rupiah. Cukup murah, bukan?
Tibalah saatnya acara, yang dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-quran oleh mas Syaiful Anam. Kemudian tausiah diberikan oleh Bapak Bisri Ruchani, dari Balai Litbang Agama Semarang.Â
Beliau membahas, bahwa sebenarnya halalbihalal adalah sebuah tradisi yang hanya ada di Indonesia. Awal populernya kira-kira sejak tahun 1950an. Dan tradisi ini bukan hanya milik umat muslim saja, melainkan juga untuk umat non muslim.Â
Dan kampung saya, berpenduduk majemuk. Meskipun mayoritas muslim, tetapi ada juga yang non muslim. Semua guyup rukun dalam suatu acara pengikat tali silaturahmi.
Kampung saya itu kampung yang nyaman dan aman. Dekat masjid, sekolah, pasar dan kampus UIN Walisongo Semarang. Saya bisa belajar banyak tentang agama, karena memiliki beberapa tetangga yang berprofesi sebagai dosen UIN.
Kemudian acara dilanjutkan doa bersama dan saling bersalam-salaman. Saling meminta maaf, siapa tahu dalam kehidupan sehari-hari selama bergaul bertetangga, ada melakukan kesalahan. Baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.
Hati yang lapang, melebarkan diri, memaafkan segala kesalahan orang lain. Lalu melapangkan dada, untuk meminta maaf kepada orang lain atas kesalahan diri sendiri. Kebahagiaan tercipta ketika kita saling memaafkan.