Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tongseng Belut, Tak Kalah Lezat dengan Tongseng Kambing

15 April 2019   17:06 Diperbarui: 16 April 2019   23:30 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Pak Bakar. Selain menyediakan menu sate dan tongseng kambing, juga menyediakan tongseng belut. (Dok. Wahyu Sapta).

Pernah merasakan tongseng? Biasanya tongseng identik dengan daging kambing. Dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah, tongseng ini masuk dalam jajaran kuliner favorit.

Berbahan dasar daging kambing, tongseng cocok digabungkan dengan sepiring nasi putih hangat. Kuahnya yang mlekoh, bersantan tetapi tetap menyegarkan karena ada sayur kol dan tomat di dalamnya. Apalagi bagi penggemar pedas, tongseng dibikin pedas oleh cabai rawit merah. Cetar! Huh hah!

Daging kambing yang khas, membuat tongseng terasa hangat di badan. Tetapi bagi yang tidak makan daging kambing, karena takut menaikkan tensi, mereka menggantikan daging kambing dengan daging sapi. Atau menggantinya dengan daging ayam dan alternatif lainnya. Salah satunya adalah daging belut.

Belut masuk didalam kelompok ikan, sehingga belut banyak dikonsumsi dan digemari. Belut sendiri memiliki banyak kandungan gizi, sama halnya dengan ikan. Kandungan gizi pada daging belut, memiliki protein yang tinggi, mineral, vitamin juga lemak pada belut seperti kandungan pada manfaat ikan.

Berbicara tentang tongseng belut, mungkin belum begitu populer dibandingkan dengan tongseng daging lainnya. Ternyata tak kalah enaknya dengan tongseng kambing loh.

Ketika saya dan seorang kawan melakukan perjalanan dari Semarang ke kota Ngawi melewati jalan tol, kemudian menuju Cepu dan tujuannya adalah kota Blora. Hahaha... sebenarnya dari Semarang ingin ke kota Blora, ya.

Biasanya kami melewati jalur kota Purwodadi atau kota Rembang untuk menuju ke sana. Tetapi kali ini luar biasa. Kami ingin melewati jalur yang berbeda. Jarak tempuhnya memang lebih jauh, tetapi waktu tempuhnya hampir sama. Dan lebih nyaman, karena melewati jalan tol yang bebas hambatan dan tidak macet.

Memang dari segi ongkos lebih sedikit mahal, karena biaya tol Semarang-Ngawi berbayar 152.000 rupiah. Sedangkan jika melewati jalur biasa tidak berbayar. Dari segi BBM hampir sama. Kurang lebih 250.000 untuk pulang pergi.

Nah, saat keluar pintu tol Ngawi, untuk menuju kota Blora, melewati pinggiran kota Bojonegoro Jawa Timur. Baru kemudian Cepu dan Blora. Saat di Bojonegoro, saya dan kawan perjalanan saya, berencana mencari makan siang. Sebenarnya sudah agak telat untuk makan siang. Perut keroncongan. 

Ketika melewati sebuah daerah yang bernama Tinggang Ngraho Bojonegoro, kami berhenti. Kawan saya menghentikan mobil di sebuah warung sate kambing dan tongseng. Waduh, kok daging kambing? Padahal kawan saya ini sejak dari kuliah sudah tidak makan daging kambing.

Dia adalah kawan saya sejak SMA, sehingga saya hapal dengan kebiasaannya. Bahkan karena dia tidak makan daging kambing, sayapun menyesuaikan meskipun doyan.

"Kok kamu berhenti di sini? Bukankah ini menjual sate kambing? Memangnya mau?"

"Tuh baca, kan ada menu lain. Ada ikan lele, belut, dan gurami. Kita pesan lele saja." katanya.

O iya. Ternyata warung ini selain menjual sate kambing, juga menyediakan menu ikan. Baiklah. Saya menjadi tidak kawatir. Soalnya, saya takut dia tensi tinggi. Hahaha...

Ketika memasuki warung yang lumayan luas, aroma khas daging kambing menguar. Tetapi kami tak sedang ingin makan daging kambing. Memesanlah kami lele goreng beserta lalapannya. Eh, saat menengok di salah satu sudut tembok, ada tulisan tongseng kambing, tongseng belut, tongseng kepala, tongseng gurame. 

Warung Pak Bakar. Selain menyediakan menu sate dan tongseng kambing, juga menyediakan tongseng belut. (Dok. Wahyu Sapta).
Warung Pak Bakar. Selain menyediakan menu sate dan tongseng kambing, juga menyediakan tongseng belut. (Dok. Wahyu Sapta).

Aha! Kami berpandangan. "Kita pesan tongseng belut saja!" katanya penuh semangat. Kami kepo, seperti apa rasanya.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, menu ini tersaji. Huum... dari baunya tercium aroma rempah-rempah yang menyengat. Aroma khas tongseng.

Saatnya mencicipi tongseng belut, ya. Ssst... jika biasanya masakan tongseng, berbahan dasar daging kambing. Tetapi kali ini, daging kambing digantikan dengan daging belut segar.

Kami perlu menunggu sedikit waktu agar kuahnya agak dingin, karena kuahnya panas mongah-mongah (panas banget) baru masak. Daging belutnya kenyal segar. Sedap. Tidak amis.

Saya memang sering makan daging belut. Tetapi cara memasaknya berbeda. Biasanya belut diasap kemudian baru dibumbui mangut. Atau kadang belut dibikin rempeyek yang renyah. Kali ini untuk tongseng, daging belutnya masih segar. Jadi beda rasanya. Sensasinya juga beda. Apalagi daging belut baru dimasak saat akan disajikan.

Nah, untuk kuah tongsengnya, berasa rempah-rempahnya. Hangat di badan. Dengan sayur kol dan tomat sebagai penyeimbang dan memberi rasa segar. Huuum... tak terasa tandas. Efek enak dan lapar. Cocok dengan lidah kami.

Wah, pantas saja warung ini tak sepi pembeli, meskipun tidak masuk jam makan. Ada saja pembeli yang datang. Kebanyakan memesan sate kambing atau tongseng kambing. Karena menu utamanya memang itu. Dan masakannya enak.

Alhamdulillah kenyang. Harga per porsi tongseng belut hanya 22.000 rupiah. Nasi putih 5.000. Es teh 3.000. Jadi, 30.000 rupiah per orang sudah kenyang. Menuntaskan rasa dan puas.

Kami akan melanjutkan perjalanan. Bojonegoro ke Blora kurang lebih masih satu setengah jam lagi. Tetapi kami sudah tenang karena perut sudah kenyang.

Lokasinya di Jalan Raya Ngawi-Blora tepatnya di Ngraho Bojonegoro Jawa Timur. (Dok. Wahyu Sapta).
Lokasinya di Jalan Raya Ngawi-Blora tepatnya di Ngraho Bojonegoro Jawa Timur. (Dok. Wahyu Sapta).

Nah, jika melewati jalan utama Ngawi Blora melewati Ngraho Bojonegoro, mampirlah ke warung sate kambing Pak Bakar. Silakan mencicipi tongseng belut. Rasanya tak kalah enak dengan tongseng kambing. Tetap sedap dan lezat. Salah satu alternatif bagi yang tidak memakan daging kambing, tetapi pengin mencicipi tongseng.

So, see you next time ya...
Salam,
Wahyu Sapta.

Semarang, 15 April 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun