entahlah, suara gemerisik angin melagu merdu, menyanyikan desiran rindu yang berasal dari dalam jiwa kamu,
kau berkata, aku lagi membaca bintang!
sedang aku berkata, jangan sering melamunkan bintang, nanti ia menjadi malu dan tak mau menampakkan diri lagi,
lalu,
dunia akan sepi tanpa bintang,
ya, ya, aku mengerti, mengapa kau selalu memikirkan bintang, bagimu bintang adalah semacam kesenduan dengan kunci nada "g"
serupa merindu bintang saat serpihan-serpihan spotlight berkedip tak henti, memancarkan sinarnya yang paling terang,
katamu, mainkan nada "c"!
lalu aroma itu membiusmu, merasuk ke dalam sukmamu, membangkitkan gairahmu, berpendaran dalam mantra-mantramu, dan itu membuatmu nyaman,
jika saja kau tahu, kemerlip bintang itu: adalah hatiku, serumu!
Semarang, 16 Desember 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H