Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Dua Lelakiku

21 Oktober 2018   21:08 Diperbarui: 21 Oktober 2018   21:24 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

mau dikata apa, bila di kehidupanku, merajuklah dua lelakiku, tak ada jeda untuk merayu mereka, karena keduanya orang berharga dalam hidupku,

"sayang, aku di sini untuk kamu. jangan bersedih," kataku pada lelaki pertamaku,

lalu kemudian lelaki keduaku tak mau kalah dengan dirinya, hei, aku juga mau kau di sini, mengapa hanya dia yang kau perhatikan?

apakah aku harus membelah diri untuk bisa sampai pada kalian? kataku sambil berpura-pura marah,

tetapi mereka secepat kilat memintaku agar tak lagi memperhatikan rajukannya. aku hanya khilaf, katanya. mereka sungguh-sungguh membuatku manyun cemberut.

ya, ya, suatu hari, kedua lelakiku mengajakku ke tempat yang indah,

mereka berebut untuk bisa mendapat perhatianku. aku berkata, kalian ini apa sih? seperti anak kecil saja, seruku sambil mengernyitkan dahi tanda tak senang, tetapi mereka hanya mentertawakanku. eh, awas ya, tunggu!

meski begitu, kedua lelakiku selalu bersiap jika aku membutuhkan sesuatu, bagai seorang ratu, jumawa diantara keduanya,

mereka selalu memegang kedua tanganku bagai tak ingin terlepas, apalagi terluka. oh, kalian benar sayang padaku.

lalu keduanya memelukku bersama-sama,

sayang, aku mencintaimu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun